Let’s see then... 2

1307 Words

Lea selalu tertawa puas mengingat setiap ekspresi syok sekaligus kesal Hamish tadi. “Ya ampun, harusnya aku merekamnya saja tadi!” gumam Lea. Dia melepas ikatan rambutnya, menatap wajahnya yang terpantul cermin meja riasnya. Kemudian Lea menarik napas dalam, jujur saja jika menjadikan kekurangan seseorang bahan serangan dan menjatuhkan bukan dirinya sekali. Tapi, ia dipaksa melakukannya karna tingkah Hamish sendiri yang sudah lebih dulu menyerang karakter dan nilainya dengan tuduhan sangat kotor. Lea mengelap mukanya dengan kapas dan pembersih make up. Setelah itu barulah dia ke kamar mandi dan cuci muka. Sejujurnya saja Lea hanya mengatakan asal. Ia tidak tahu masalah utama Hamish hingga menemui dokter Giyan. Hanya ada dua kemungkinan, ukurannya atau dia tidak bisa turn on. Ya, dar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD