Beberapa menit setelah diberangkatkan jenazahnya, Candra pun berpura-pura sadarkan diri. "Ibu," gumamnya, tetapi tetap memejamkan mata. "Candra, bangun," ujar Nadin sambil kembali mengguncangkan tubuh sahabatnya itu. Perlahan Candra pun membuka matanya. Melihat orang-orang yang menemaninya saat ini. "Nadin, Tante?" ujar Candra dengan suara lirih. Nadin pun membalas panggilannya dengan senyuman yang begitu tulus. dia benar-benar simpati terhadap Candra. walaupun perilaku buruk selalu di ia dapatkan, tetapi tak menyurutkan rasa sayangnya terhadap Candra itu. "Candra, jangan sedih, ya. Aku selalu ada buat kamu," ujar Nadin. Candra pun memalingkan wajahnya, lalu tubuhnya pun ikut membelakangi Nadin. "Nadin, keluar dulu, yuk. Mungkin, Candra butuh waktu untuk menerima ini semua. Kamu y
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books