Badan Bu Aliya tambah panas dan badannya semakin menggigil. Perlahan Bu Aliya memejamkan mata. Pak Joko membiarkannya, mungkin dengan itu Bu Aliya merasa enakan badannya. Dalam hati Pak Joko berkata, 'Bu maafkan Bapak, mungkin kamu selama ini selalu merasa tidak sempurna sebab tak bisa memiliki anak. Namun sejujurnya, aku sudah bahagia bersamamu dengan semua kekuranganmu tapi entah apalagi yang ada di pikiranmu sehingga memutuskan untuk memilikinya. Semoga pilihan kita nggak salah, ya.'
Tak lama dari itu, terdengar panggilan untuk nomor antrian mereka. Pak Joko dengan lembut memapah tubuh Bu Aliya masuk ke dalam. Bu Aliya diperiksa, dengan keadaannya yang seperti itu, dokter menyarankan untuk dirawat inap. Tekanan darah Bu Aliya turun dan dokter meminta untuk tes lab juga.
Pak Joko mengi
