Bab 12. Cium Saya!

1144 Words

"Gendis kita di sini sampai dua bulanan ya!" Ungkapan itu terucap saat dipan kayu mereka sudah benar dan jadi. Kali ini terlihat lebih kokoh, terjamin kuat dan nyaman. Elwin juga menambahkan hiasan sebagai tanda kreatifnya. Entahlah, pria yang biasa bergulat pada pena dan berkas itu ternyata pandai di bidang servis. "Mas betah di kampung?" "Gak tau, saya rasa lebih tenang aja di sini," balas Elwin. "Nanti orang-orang di rumah gimana? Kasian ibu kalau nahan terus di rumah, mungkin aja pekerjaannya banyak di luar!" "Biarin, supaya dia tau gimana ngurus rumah, jangan taunya keluar terus. Itu kewajiban dia, Gendis!" "Sekarang udah jadi kewajiban aku juga, Mas!" Elwin menghela napas. Ia sadar istrinya terlalu cemas memikirkan istri pertamanya. Padahal niat hati lebih lama di kampu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD