Hendak Bertahan di Pondokan Itu Meski Berhantu “LHO, ko tidak bilang dulu mau pulang?” ucap Rita ketika dilihatnya, Cika muncul di pagar halaman rumah. Cika tersenyum kecil lalu membuka pintu pagar. Tubuhnya yang sintal, dengan khas atasan kaus ngepas berlengan di atas sikut dan bawana celana jins yang ngepas pula-- bergerak cepat menghampiri ibunya yang berdiri di ambang pintu. Lalu cipika-cipiki seperti biasa bila ketemu. “Biar kejutan,” Cika menjatuhkan bokongnya di atas sofa. Sang ibunda tercinta duduk di sampingnya. Hari belum begitu siang. Masih pukul sepuluh kurang beberapa menit. “Kan Mama bisa siapin makanan kesukaanmu. Pagi ini Mama tidak ke pasar karena di kulkas masih ada bahan makanan meski seadanya.” “Ya, yang ada saja, Mama. Mama juga tau kan Cika itu nggak pilih-pilih