Teror Pocong

1707 Words

Teror Pocong BEBERAPA kali, Cika mencoba menelepon Ray lewat gawainya. Namun belum juga aktif. Pagi-pagi sekali, Ray sempat menelepon dan meminta maaf lantaran tak jadi datang dan menginap sebagaimana janjinya. Ibunya tak mengizinkan berhubung ayah Ray sudah beberapa malam tidak pulang. Cika mencoba memaklumi. Ray juga sebenarnya kasihan dengan saudara misannya itu yang ketakutan dengan penampakan di kamar pondokannya. Yang diawali dengan suara tertawa perempuan di kamar mandi, suara garukan di jendela lalu sosok menyeramkan di belakang pintu kamar. Sosok yang sebelumnya disangka mukena yang berkibar lantaran terkena angin yang menerobos masuk. Sosok yang ternyata pocong. Ih, lagi-lagi Cika ngeri membayangannya. Tadi di kampus, ia tak konsentrasi penuh mengikuti kuliah di kelasnya. Pikira

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD