Melawan Rasa Takut di Suatu Malam Penuh Teror Menyeramkan

1906 Words

Melawan Rasa Takut di Suatu Malam Penuh Teror Menyeramkan MALAM bergerak lamban. Cika sudah terlelap dibuai mimpi semenjak dua jam lalu. Di luar, senyap. Musim penghujan sudah berlalu beberapa pekan lalu. Memasuki pergantian musim. Cuaca menyambut kemarau terasa dingin. Angin berembus menambah gigil di tubuh. Selimut tebal menutupi hampir seluruh tubuh Cika yang terbaring di atas pembaringan. Lampu kamar dibiarkan gelap. Seperti biasa bila sudah tidur. Dengkur halus terdengar. Dadanya naik turun. Kedua tangan memeluk tubuh bagian atas. Matanya terpejam, rapat. Masih di dunia mimpi. Terlebih—tersesat dalam mimpi yang indah. Tentu saja mengasyikkan. Ia tengah berlari-lari serupa di negeri khayangan. Bersua bidadari dan bidadara. Burung-burung kecil bernyanyi merdu mengejarnya. Bibir Cika b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD