PROLOG
Seorang Gadis kecil berwajah cantik dengan wajah yang lusuh sedang berjalan mengikuti langkah kaki Kedua orang dewasa di depannya. Langkahnya yang kecil, tak dapat mengimbangi langkah besar milik Orang dewasa di depannya hingga gadis itu tertinggal sangat jauh di belakang.
Tiba-tiba, langkah seorang wanita di depannya menghentikan langkahnya, lalu berbalim sambil berkacak pinggang.
"bisakah kamu berjalan lebih cepat?" bentaknya.
Gadis itu mengangguk sambil sesekali mengusap air mata.
Gadis kecil itu bernama Aileen Arkana, gadis yang baru saja menjadi seorang anak yatim piatu. Kedua orangtuanya menjadi salah satu korban runtuhnya gedung Afron Grup di Korea Selatan, saat sang ayah sedang melakukan kunjungan kerja di Seoul, Korea Selatan.
Aileen menengadah ke atas, Sebuah rumah kontrakan kecil yang ada di atap sebuah toko sekarang menjadi tempat tinggalnya. Aileen bergegas masuk saat melihat paman dan bibinya memberi tatapan taj padanya.
Rumah yang sangat minimalis. hanya ada 2 kamar tidur dan ruang tengah yang biasa dipakai menonton televisi. Deby menunjukkan kamar Aileen, sebuah tempat tidur tingkat kecil berwarna merah muda. Seorang gadis kecil lain sedang tertidur pulas di tempat tidur bagian bawah, dia sepupunya yang bernama Clarissa.
Gadis yang selalu di sayang oleh kedua orang tuanya kini dibuat menjadi pembantu di rumah itu oleh paman dan bibinya.
"Aileen, jika kamu merasa lapar, kamu harus bekerja dulu untukku dan aku akan memberimu makanan!" pekik Deby.
Aileen mengangguk dengan wajah polosnya, dia mulai membersihkan setiap sudut rumah, membersihkan piring kotor di wastafel, mengepel seluruh lantai rumah dan mencuci pakaian kotor milik paman, bibi, dan sepupunya dalam keranjang. Aileen yang tak pernah mengerjakan apapun tak mengerti bagaimana caranya mencuci pakaian. Deby menghampirinya, dan dengan kesal mengajari Aileen.
"Ya Tuhan, Dosa apa aku sampai-sampai aku harus mengurus anak yang tak menguntungkan itu, Anak yang membawa kesialan untuk kakakku." Gerutu Deby sambil berlalu keluar dari toilet.
Gadis kecil itu hanya menunduk dengan wajah sedihnya saat mendengar perkataan sarkas dari Deby. Tak terasa, airmatanya menetes dari kedua matanya dan mulai terisak.
Ketika dirinya merasa lelah, gadis itu hanya akan bersembunyi di bawah tempat tidur agar Deby tak menemukannya, Dia membenamkan wajahnya di atas kedua tangannya yang terlipat.
"ibuuu ..." isaknya.