When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hangatnya genggaman tangan itu membawa lamunan Pelangi pada seseorang, dia pejamkan mata indahnya untuk lebih meresapi setiap kehangatan yang menjalar kerelung hatinya. Karena saking asiknya menikmati momen itu hinnga dia tak menyadari menggumamkan seseorang. Dia lupa yang menggenggam dan mendekapnya itu bukanlah orang yang selama ini bertahta dihatinya. "Mas, Langi kangen. Kangen banget kenapa kamu siksa Langi seperti ini." Samudera yang tengah menggenggam tangan itu sedikit kaget, dia merasa heran dengan panggilan Mas tak seperti biasanya Kak. Namun karena hatinya sedang diliputi bahagia dia pun tak memperdulikan soal gumaman Pelangi itu. Dia rekatkan dekapan itu lantas tak sungkan untuk menciuminya terus. " Maaf kan saya Langi, bukan maksud saya menyiksa kamu tapi sungguh saya sibu