Kepergian Jazmin (2)

1707 Words

"Semua akan baik-baik saja karena kau belum terbiasa. Percaya padaku, Aaron dan Jourell tidak akan kekurangan kasih sayang." Jazmin menepis tangan Bian dengan pelan. Dia tidak ingin diganggu siapapun saat ini. Kedua bola matanya hanya fokus menatap keluar jalanan jendela bus. Ya, mereka tidak langsung keluar negeri tapi akan menetap di Bandung untuk beberapa hari. Setelahnya, mungkin akan menetap di Turki. "Diam saja ...," lirih Jazmin. Dirinya masih marah perihal Bian yang tadi tega mengajaknya pergi dengan cara memaksa. Padahal Aaron dan Jourell menangis dengan kencang melihat ibunya yang semakin jauh. Baru beberapa jam berpisah, tapi Jazmin sudah merindukan kedua putranya. Tidak tahu kapan lagi mereka akan bertemu atau bahkan tidak akan pernah bertemu lagi kedepannya? "Kau marah kar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD