Rasen masih terbawa emosi sampai ia harus marah-marah sendiri sepanjang hari pasca pertemuan dirinya dengan sang kakak di sebuah kafe yang selama ini lumayan sering didatanginya jika sedang merasa suntuk. Entah kenapa, kini dia merasa menyesal karena seharusnya, dia tidak mengajak kakaknya untuk bertemu di sana jika topik yang hendak dibicarakan merupakan pembicaraan yang absurd semacam tadi. "Demi Tuhan! Gue gak nyangka kalo ternyata kakak gue sendiri punya pemikiran segila itu. Apa dia bilang? Dia kepengin gue aja gitu yang nikahin Nirmala? Bener-bener gak waras. Dia pikir, emangnya semudah itu ya melakukan pergantian posisi pengantin pria pada waktu akad nikah berlangsung nanti? Dan lagi, sekalipun gue pada akhirnya bersedia, emangnya Nirmala sendiri bakalan bersedia juga gue nikahin?