Prolog

1024 Words
Kimberly Grace Allison gadis berusia 19 tahun, dan akrab di panggil Kimmy itu menyusuri lorong asrama dimana kekasihnya tinggal, untuk memberi kejutan di hari ulang tahunnya. Senyum manis dan cantik menghiasi bibir pink alaminya, matanya yang berbalut kaca mata tebal begitu berbinar menatap kue di tangannya yang dia beli dengan uang hasil kerja paruh waktunya di sebuah toko serba ada. Rambutnya yang dia gerai ikut bergoyang seiring langkahnya yang dia buat cepat, dia tak boleh keduluan orang lain untuk memberi kejutan di tengah malam ini pada kekasihnya. Tiba di pintu asrama yang ditempati Mike kekasihnya, dia mengeryit saat mendengar suara musik samar- samar dari dalam karena pintu yang sedikit terbuka, lalu tangannya mendorong pelan pintu hingga menampakan ruangan yang remang, juga ada beberapa lampu berkedip membuat Kimmy merasa pusing. Asrama yang di tempati Mike adalah asrama mewah dengan fasilitas lengkap, ada dapur yang di lengkapi bar, juga ruang tamu, sudah seperti apartemen. Asrama tersebut juga memiliki kedap suara hingga suara bising di dalamnya tidak akan terdengar seperti saat ini. Musik terdengar semakin nyaring saat Kimmy terus berjalan masuk, dan tiba di meja bar. Kimmy mendesah kecewa saat melihat ada beberapa teman Mike disana, dan itu artinya bukan dia yang pertama memberi ucapan selamat. Tapi, wajar saja bukan jika mereka datang lebih dulu, karena mereka tinggal satu asrama. Kimmy tersenyum, tak peduli dengan yang lain, yang penting niatnya untuk memberi kejutan pada Mike harus terlaksana. Kimmy yakin Mike pasti tidak akan menyangka jika Kimmy akan datang dengan membawa kue kesukannya. Jadi Kimmy melanjutkan langkahnya, terlihat beberapa botol bir di atas meja, membuat Kimmy mencebik. Kekasihnya itu pasti mabuk. Benar saja terdengar suara Mike yang tertawa dan meracau seperti sudah tak sadar. "Kimmy?" langkah Kimmy terhenti saat Mike mengucapkan namanya. "Tidak, tentu saja tidak. Mimpiku masih dengan wanita Indonesia." Kimmy menelan ludahnya kasar. "Ayolah Mike, aku lihat kau sangat mesra belakangan ini dengannya," terdengar kekehan mengejek dari Josh, salah satu teman Mike. Mike menggeleng "Itu kan karena taruhan kita," ucapnya tanpa perasaan. Kimmy semakin merasa tak bisa menggerakan tubuhnya saat ini. "Ya, dan kau berhasil menaklukan gadis yang begitu membencimu itu dalam satu bulan, bravo!" Darren, teman Mike yang lain bertepuk tangan. Mike mengangguk bangga "Dan pastikan, kalian menepati janji kalian. 3 juta dolar masing- masing masuk ke reningku, malam ini juga." Kimmy menelan ludahnya kasar. 3 Juta? segitu kah harganya dimata Mike? "Baiklah, baiklah aku akan memberikannya sekarang." ketiga teman Mike segera membuka ponsel mereka lalu berkata "Sudah terkirim," ucapnya, dengan menunjukan layar ponsel yang mereka pegang. Mike tersenyum "Dan sekarang saatnya kita merayakan ulang tahunku." Mike mengangkat gelas minumannya lalu mereka bersulang, hingga salah satu dari mereka menyadari kehadiran Kimmy. "Kimmy." Mike menoleh dan melihat Kimmy berdiam diri dengan wajah yang tertegun. Mike mendengus saat melihat kue di tangan Kimmy. "Apa ini Mike?" tanya Kimmy dengan bergetar. "Kau tidak dengar apa yang baru saja aku katakan," ucap Mike enteng, pria itu bahkan dengan tenang menegak kembali minumannya. "Jadi, kamu tidak sungguh- sungguh mencintaiku?" Kimmy bertanya dengan lirih. Mike tertawa "Ayolah Kimmy ..." "Jadi, apa yang kamu lakukan selama ini hanya kebohongan? bagaimana dengan janjimu untuk selalu bersamaku?" "Kamu hanya mainan Kimmy, jangan bermimpi!" Mike memalingkan wajahnya dan kembali menuang minuman dari dalam botol. Air mata Kimmy mengalir begitu saja "Apa salahku, hingga kamu melakukan ini padaku?" "Notting ... Aku hanya tak suka wajah angkuhmu yang begitu membenciku." perkataan Mike begitu menghantam hingga ke ulu hati Kimmy, hanya karena dia membencinya, Mike berhak menghancurkan dan mempermainkan hidupnya. Kimmy terisak "Aku tulus mencintai kamu, Mike." Kimmy menundukkan wajahnya, dia bahkan mengabaikan rasa malunya di depan ketiga sahabat Mike "Jahat sekali." setelah mengatakan itu Kimmy berlari keluar dari asrama Mike setelah melempar kuenya. Josh, Darren dan Carl saling melirik lalu menatap Mike yang masih meneguk minumannya "Kau baik- baik saja Mike?" tanya Darren akhirnya. Mike mengedikkan bahunya acuh "Bagus kalau dia tahu kan, aku tak perlu repot memutuskannya, karena ini sudah selesai." Mike mengibaskan tangannya "Sekarang bubar, pestanya sudah selesai, aku akan tidur," ucapnya dengan sempoyongan lalu memasuki kamarnya. **** Kimmy menelungkupkan wajahnya di atas bantal, dia berusaha meredam tangisnya agar tidak terdengar orang di luar sana. Berbeda dengan Mike yang menempati asrama kedap suara dan mewah, Kimmy hanya tinggal di rumah susun kumuh, yang plafonnya saja sudah usang, dengan cat dinding yang bahkan sudah mengelupas. Mungkin seharusnya sejak awal Kimmy tak menaruh harapan terlalu besar pada Mike. Kimmy bermimpi bisa menjadi cinderella, dari gadis miskin yang menjadi kaya sebab di cintai pria kaya seperti Mike. Tapi, bukankah ini terlalu kejam? menjadikannya bahan taruhan, hanya karena dia membenci Mike? Kimmy terus menangis mengingat semua perkataan Mike setega itukah Mike padanya, jadi selama ini perasaannya hanya permainan saja. 3 juta dolar? Hanya sekecil itukah nilai cinta Kimmy untuk Mike. Kimmy bahkan menyerahkan seluruh hidupnya demi Mike, dan Mike menghargainya 3 juta dolar? apa pria itu gila? "Kimmy bodoh, kenapa kamu bisa terjebak dalam pesona pria b******k itu." Ya, harusnya dia tetap benci pada Mike, seperti pertemuan awalnya, dan bukan menjatuhkan dirinya dalam pesona pria itu. "Aku benci kau Mike." Kimmy tak memungkiri dirinya juga terlalu mudah menyerahkan dirinya pada Mike, Kimmy bahkan menyerahkan keperawanannya, dan dengan mudahnya pria itu menjamahnya saat dia menginginkannya. "Murahan kau Kimmy," makinya pada diri sendiri. .... Mike menaikan tas punggungnya yang dia bawa di salah satu bahunya, penampilannya nampak segar dan tampan seperti biasanya, seolah dia tak memiliki beban apapun. "Hai Mike, ku kira kau tidak akan masuk?" Mike mendengus saat melihat Carl keluar dari kamarnya. "Memang kenapa dengan ku?" tanya Mike acuh. Carl mengedikkan bahu "Siapa tahu, bukankah kau sedang patah hati," ejek Carl. "Aku?" Mike berhenti dan menatap Carl "Kau bercanda? ini hanya permainan, dan baguslah ini sudah berakhir." "Oh, kau sangat arogan Mike, aku harap kau merasakan karmamu." Carl tersenyum mengejek lalu berjalan mendahului Mike. **** "Aku kira gadis itu tidak akan masuk." Darren dan Carl saling menoleh, saat melihat Kimmy memasuki kelas. "Ya, setidaknya dia terlihat kusut, dan menunjukan kalau dia patah hati," sindirnya pada Mike, tentu saja penampilan Kimmy berbanding terbalik dengan Mike yang seperti tak terpengaruh sama sekali. Penampilan Kimmy nampak kuyu dengan lingkaran hitam di mata, bahkan hidung merah seperti habis menangis. Mike memalingkan wajahnya, mengacuhkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD