Mega menatap Alfan dengan tatapan tajam. Sedangkan Adrea duduk di samping Alfan yang menggenggam erat jemarinya. Padahal Adrea ingin duduk di pojokan atau pulang sekalian, tapi Alfan melarang. "Kamu ... benar-benar membuat Mama kesal ! Kamu selalu saja melakukan apapun tanpa pertimbangan !" Mega mulai mengeluarkan boom di kepalanya akan tindakan putranya. "Kamu enggak pernah mikirin Mama !tindakanmu tanpa perhitungan ! Setelah ini, wanita itu akan menertawakan Mama !" Wanita anggun itu mulai menangis. Alfan hanya merotasi kedua netranya, jengah dengan sandiwara berurai air mata yang selalu dilihatnya semenjak kecil. "Sudahlah Ma, Alfan capek. Kafi, kamu antar Mama pulang," perintah Alfan pada Kafi lalu segera menarik tangan Adrea untuk mengikutinya pergi . Masih di dengar sumpah serap