"Stop!" seru Nadya. “Apa yang kamu lakukan? geser sana!” ujar Nadya sembari mendorong kursinya Yongki, namun, terlalu berat bagi Nadya untuk mendorongnya. Karena tenaga Nadya cuma bisa mengangkat ember jemuran. Sementara, Yongki hanya mendekapkan tangan di depan dadanya sembari senyum-senyum tidak jelas. “Mau makan gak nih?” tanya Nadya mengerlingkan matanya. “Suapin!” jawab Yongki manja. “Hais, kenapa mendadak jadi manja? perasaan tadi cemberut! pasti menginginkan sesuatu nih?” tanya Nadya menyunggingkan bibirnya. “Hemm,” jawab Yongki singkat, ia hanya berdehem dan menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum manis. Sontak saja, ketika Nadya mengetahui hal itu, suasana di dapur mendadak panas kegerahan. Yongki terus menatap Nadya dengan tajam, seolah ia tak ingin lepas dari pandangann