Prolog
Mungkin sudah menjadi garis nasib Laura. Terjebak di dunia asing dan menyeret teman - temannya. Tentu rasa bersalah masuk ke dalam hatinya. Ia bertanggung jawab mengeluarkan semua temannya dan pulang dengan selamat.
Semua karena buku kuno terkutuk. Hidup Laura menjadi penuh lika - liku. Dan yang lebih sialnya, buku itu tidak berending. Bagian terakhir hanya lembar kertas kosong saja. Kuno, tidak berjudul, dan tanpa ending.
Ingin rasanya Laura mengumpat keras berteriak dan memaki buku tersebut. Sayang seribu sayang, buku adalah benda mati.
Dari kecil, Laura di didik untuk menghargai buku. "Jangan sekali - kali membuang buku. Karena buku adalah jendela dunia." Seperti guru berbicara pada muridnya. Ayah Laura selalu berkata seperti itu sedari kecil.
Nah, semua itu terbawa hingga dewasa. Ia akan selalu menghargai buku. Meskipun bentuk buku itu sudah usang.
Banyak hal yang dilalui gadis itu ketika berurusan dengan buku. Ya, awalnya ia hanya menganggap enteng. Namun, lama kelamaan kejadian demi kejadian muncul tanpa diduga. Misteri sebuah buku kono membuatnya terbawa arus ke dalam lembah kematian.
Mau tidak mau, Laura harus berjuang keras untuk hidup. Mengalahkan kegelapan yang terus mengganggu kehidupannya. Dengan bantuan para teman - temannya.
"Aku akan selalu bersamamu. Meskipun mati sekalipun." Antonio selalu berbicara seperti itu sepanjang perjalanan menyelesaikan rintangan dari buku. "Karena aku mencintaimu."
Tidak dapat dipungkiri, kata - kata itu membuat hati Laura meleleh. Tapi, ia berusaha untuk menyembunyikannya.
"Jalan kita masih panjang dan kita harus berjuang melawan benda terkutuk itu." Laura tidak berani memberi jawaban atas pernyataan cinta berkali - kali Antonio.
"Berjuang denganku. Aku akan bersamamu sampai akhir. Berusaha menggapai cintamu." Antonio tidak ingin menyia - nyiakan hidup dan memilih untuk menikmati semuanya dengan gadis yang dicintainya.
Laura sangat senang. Hidupnya terasa lengkap. Amber bahkan juga selalu di samping. "Jangan biarkan mereka melukaimu, Laura. Aku sahabatmu selamanya. Jangan ragu untuk bercerita padaku."
Pertemanan yang tak pernah pupus. Cinta yang terajut dengan tulus. Semua meliputi hidup Laura di tengah badai kegelapan. Buku kuno membawa banyak berkah dan kemalangan.
Kehilangan, kebahagian, cinta, iri persatuan dan kerja sama menjadi kunci dari perjalanan mereka.
"Meskipun aku mati, aku tetap akan membencimu karena Antonio mencintaimu." Maya selalu bermonolog sendirian ketika melihat Laura. Ia tidak ingin gadis itu bahagia. Dengan segala cara, ia akan membinasakannya di dalam buku terkutuk itu.
"Aku akan terus berjuang dan berjuang menghadapi apa semua yang digariskan untukku. Aku Laura Garmen sejauh apapun dalam melangkah melewati rintangan misteri buku kuno. Akan tetap bertahan untuk membuktikan bahwa aku layak hidup." Itulah sosok Laura Garmen. Tidak akan pernah menyerah untuk bertahan dalam memperjuangkan kehidupannya.