“Kau sanggup?” Pertanyaan Grisse terdengar seperti tantangan. Sepertinya wanita itu benar-benar menjadi lebih tidak sabaran kini. Mereka baru saja berciuman dan Grisse langsung menodongnya dengan pertanyaan yang tentu saja harus segera Vidwan jawab. “Tentu aku sanggup. Apakah selama ini aku pernah mengecewakanmu dengan tidak pernah memenuhi keinginanmu?” Tanya balik Vidwan. Grisse mendengus kecil lalu tertawa. Tentu saja Vidwan tidak pernah mengecewakannya. Ops, ralat. Bukan tidak pernah, tapi satu kali yaitu ketika Vidwan ingin fantasinya diwujudkan. Fantasi yang menurut Grisse sangat gila. Vidwan begitu ingin mempertontonkan aktivitas super privat mereka. Karenanya kini mereka ada di sini sekarang. Di dalam sebuah kamar hotel yang dibatasi oleh dinding kaca. Begitu bersemangatnya Vidwan