Bab 146 Kenapa Menangis?

2066 Words
Di kantor Renata, Arkan baru saja marah-marah kepada wanita berambut pendek itu tentang pemberhentian Casilda sebagai manager Julian. Ketegangan di ruangan ini benar-benar mencekam siapa pun sampai tidak ada yang berani masuk ke dalam sana. “Baiklah. Jangan marah-marah lagi. Telingaku panas mendengar ocehanmu sejak tadi,” ujar Renata dengan mata dipejamkan erat, bersedekap duduk bersandar di kursi kerjanya sementara di depan sana Arkan sang Top Star duduk di sofa dengan gaya arogan, sedang menghempaskan semua kontrak baru untuknya ke atas meja. “Bagaimana bisa kamu membantunya kabur seperti itu? Kamu tidak takut aku menuntutmu atas dasar kerja sama menipuku? Bisa-bisanya malah bekerja untuk orang seperti Julian? Kenapa kamu tidak memberitahunya kalau dia adalah sainganku, hah?” koar Arkan marah, kening bertaut kencang. Renata membuka mata dengan nadi berdenyut kesal, sudut bibir berkedut menatap Arkan yang menatapnya penuh protes. “Kamu sendiri bagaimana? Kamu pikir aku tidak tahu masalah di studio foto waktu itu? Aku dengar kamu sampai mempermainkannya hingga satu studio memusuhinya? Sikapmu sungguh standar ganda! Apanya yang ingin melindunginya dari Julian? Kamu hanya tidak mau kesenanganmu diambil, kan?” Arkan mendecakkan lidah kesal, membuang muka menghindari tatapan mengejek Renata. Dalam hati, Arkan sangat kesal bertubi-tubi. Kenapa dia harus memiliki istri durhaka seperti Casilda? Dia telah membuat darah tingginya kumat setiap saat, berpihak kepada musuhnya, dan benar-benar tidak bisa menghargai semua pemberian dan usahanya selama ini. Memikirkan tingkah Casilda sebelumnya yang menolak hadiah darinya, membuat hati Arkan kembali memanas. Apakah hanya dirinya yang menganggap rumah bobrok sialan itu istimewa? Di sana adalah saksi bisu di mana mereka berdua telah tidur bersama! Malam pertama dan penting mereka sebagai suami istri terjadi di tempat itu! Apa malam pertama mereka sama sekali tidak berarti bagi Casilda sedikit saja? Ada banyak wanita yang rela tidur bersamanya, tapi Casilda tidak bersyukur sama sekali! Hati Arkan memanas menyadari dirinya sungguh konyol dan bodoh menganggap rumah bobrok itu adalah kenangan istimewa pernikahan mereka. Tidak tahan dengan kekesalan di hatinya, Arkan berdiri dan berniat pergi dari ruangan. “Kamu mau ke mana? Kita belum selesai membahas kontrak-kontrak itu!” tegur Renata jengkel. Arkan berbalik dengan gaya sombong dan arogan, tampak cuek dan malas. “Bukankah sudah jelas? Untuk syuting drama, aku hanya akan melanjutkan salah satunya. Tidak peduli yang lain. Sisa kontrak lainnya, tidak akan aku bahas sampai kamu bersikap tegas mengenai pemberhentian Casilda,” terang Arkan dingin, keningnya bertaut kencang sangat tidak ramah. Renata memiringkan kepalanya mengamati reaksi Arkan yang cukup ekstrem. Tidak biasanya dia bersikap posesif seperti ini untuk seorang wanita yang terbilang sangat biasa dan tidak menarik. Apa hubungan kedua orang itu sebenarnya? Renata tidak bisa berpikir jauh mengenai kisah cinta di antara keduanya, karena mereka jelas seperti bumi dan langit. Tidak akan pernah terpikirkan oleh siapa pun di dunia ini jika mereka berdua saling mencintai. Makanya Renata sama sekali tidak mencurigai apa pun ke arah sana. “Arkan! Tunggu!” teriak Renata cepat, berdiri dari duduknya dan berjalan ke depan sang aktor. Dengan gaya bersedekap dewasa dan elegan, Renata menjelaskan, “baiklah. Aku akan mempertimbangkan permintaanmu. Tapi, pikirkan juga situasi Casilda. Aku tidak tahu apa hubunganmu dengannya sampai kamu begitu keras kepala seperti ini. Satu hal yang perlu kamu ingat, Arkan. Casilda adalah manusia yang masih berhak dengan segala hak-hak pribadinya. Kamu tidak bisa bersikap semena-mena kepadanya hanya karena itu seru dan sedang merasa bosan. Dia adalah wanita pekerja keras dan tulus. Sangat disayangkan kalau kamu mengekangnya dengan alasan tidak jelas. Apa kamu tidak penasaran dia akan menjadi apa jika memberinya sayap? Tidakkah kamu berpikir kalau dia bersinar dan sukses, dia akan menjadi aset yang berharga untukmu? Coba pikirkan baik-baik. Kamu akan mendapatkan banyak keuntungan jika dia menaikkan kemampuan dan bakatnya, bukan?” Sayap? Arkan tercengang mendengarnya, membisu kuat dengan mata membola syok! Jika dia memberinya sayap, wanita gendut itu pasti akan terbang darinya! Tidak bisa! Arkan tidak bisa memberinya sayap! Dia malah ingin merantainya seumur hidup di sisinya! Wanita itu juga sangat licik dan mata duitan! Baru digoda sebentar saja oleh pria kaya lain, tingkahnya sudah sangat genit dan memalukan! Otak Arkan sudah mau meledak gila jika mengingat ciuman 5 milyar Casilda di klub malam Elric. Sekarang, jelas-jelas telah menyandang sebagai istrinya, dia malah ingin berciuman lagi dengan pria lain? Wanita itu mau berapa pria dalam hidupnya baru merasa puas?! “Arkan! ARKAAAN?!” bentak Renata keras, tepat di hadapan wajah sang aktor yang tenggelam ke dunianya sendiri. Arkan tertegun kaget, mengusap kedua telinganya cepat. Terlihat marah luar biasa. “Untuk apa kamu berteriak?!” “Salah sendiri melamun seperti orang bodoh begitu,” balas Renata cuek, mengedikkan sebalah bahunya malas. Berjalan ke arah meja tamu dan meraih beberapa kontrak baru untuk syuting dan pemotretan beberapa minggu lagi. “Kalau kamu memang tidak setuju Casilda bekerja sebagai manager Julian. Kamu harus bicara sendiri dengan Julian dan Casilda. Tapi, sebaiknya kamu memberinya kesempatan. Sepertinya Casilda sangat bersungguh-sungguh menekuni pekerjaan itu. Jangan terlalu jahat, Arkan. Setiap perbuatan pasti akan ada balasannya. Hubungan kalian sepertinya tidak begitu bagus, tapi tidak bisa dipisahkan juga. Nasihat kecil dariku, kalau kamu ingin mendapatkan hatinya, sesekali dengarkan apa yang dia inginkan. Biarkan dia bekerja bersama Julian. Lagi pula itu hanya sementara. Apa salahnya memberinya kesempatan? Kalau memberinya masa percobaan, bukankah akan membuatmu sedikit lebih baik di matanya? Dia mungkin saja akan kagum kepadamu. Aku dengar, Casilda juga adalah fansmu, kan? Kalau kamu terus menekannya, mungkin dia malah akan menjadi pembencimu nomor satu. Hanya karena seseorang menyukaimu begitu dalam, bukan berarti dia bisa menahan semua perlakuan kasar darimu begitu saja. Bisa saja dia akan menjadi hal yang menghancurkanmu berkeping-keping.” Cara untuk mendapatkan hatinya? Arkan termenung sekali lagi, menimbang-nimbang dalam hati perkataan Renata. Kalimat lainnya tidak masuk di otak pria ini. Di otaknya hanya ada cara untuk menaklukkan wanita itu sampai bertekuk lutut di hadapannya. Wajah tampannya merumit menatap lantai. Sepertinya itu bukan ide buruk, tapi dia tidak tahan membayangkan Julian harus dekat-dekat dengan istrinya, dan pasti akan diperlakukan buruk seperti pembantu. Tidak boleh! Hanya dia yang boleh memperlakukan Casilda semena-mena! Selain itu, di mana harga dirinya sebagai seorang suami sementara istrinya ditindas oleh orang lain? Hati Arkan kembali meledak marah! “Lupakan! Aku tidak mau memberinya kesempatan! Kamu urus sendiri bagaimana dia bisa berhenti sebagai manager pria sialan itu. Kalau tidak, lihat saja berapa lama aksi mogokku ini akan berlangsung. Tidak peduli berapa banyak petisi dari fans untuk menyuruhku kembali! Tanggung sendiri kerugiannya!” Renata geleng-geleng kepala melihat tingkah Arkan yang mirip anak kecil. Apakah wanita itu sangat berharga baginya sampai harus mengorbankan kontrak milyaran rupiah? Renata mengelus dagunya cepat, mulai berpikir ala seorang detektif. Sepertinya ada yang tidak beres di sini! *** Hari ini sebenarnya Arkan punya satu pemotretan untuk sebuah majalah, tapi karena sudah tidak sabar untuk bertemu Casilda, maka jadwal dimajukan 2 jam lebih cepat. Tidak biasanya Arkan berinisiatif untuk mempercepat kerja mereka. Biasanya, malahan mereka semua yang harus menunggu berjam-jam, dan tidak jarang harus menundanya sampai besok gara-gara kesibukan sang aktor. “Bagus! Bagus! Kalian berpelukan seperti tengah membenci satu sama lain, tapi pertahankan tatapan penuh damba itu!” seru juru foto dari balik kamera, tersenyum melihat pose memuaskan pasangan di depan sana. Selama proses pemotretan berlangsung, Arkan selalu diam dengan wajah melamun. Hal itu sangat tidak biasa sampai membuat beberapa kru sedikit penasaran. Mereka bertanya-tanya dalam hati. Apakah ada masalah yang menimpanya? Apakah hubungannya bersama Lisa sang tunangan mengalami masalah? Ataukah dia sedang menggunakan obat-obatan tertentu hingga otaknya terganggu? Semua pertanyaan itu sama sekali tidak ada jawabannya, karena meski terlihat melamun beberapa kali, Arkan melakukan tugasnya dengan sangat baik dan memuaskan. “Sudah mau pulang? Kenapa tidak ikut bersama kami saja untuk makan malam bersama?” bujuk sang juru foto, berniat mendekati Arkan untuk bisa menambah nilai di matanya. Siapa yang tidak tahu status Arkan sekarang setelah kejadian di panti asuhan sebelumnya? Dia adalah calon pewaris satu-satunya di dunia hiburan nomor satu di negeri ini! Kalau bisa mendapat hatinya, dan memberikan kesan baik, pasti masa depannya akan cerah! Sayangnya, Arkan menolak tawaran itu dengan sikap dingin dan cuek. Sikapnya yang terlalu keren dan elegan membuat para kru wanita yang melihatnya terpesona sambil bisik-bisik dari jauh. “Beruntung sekali, ya, nona Lisa mendapat pasangan seperti Arkan? Katanya, dia berhenti bermain wanita semenjak bersamanya. Cinta mereka adalah kisah cinta sejati.” “Benar. Aku sangat suka melihat kisah cinta seperti itu. Bukankah sangat manis? Kapan, ya, aku bisa mendapatkan pria tampan dan kaya seperti Arkan sang Top Star? Apa kurangnya dia? Kalau hanya masa lalunya, aku tidak keberatan sama sekali. Masa depanlah lebih penting!” “Benar! Benar! Selama tidak mengulanginya lagi, bukankah itu sangat bagus? Siapa di dunia ini yang tidak punya masa lalu buruk?” “Eh? Kalian tidak lihat berita terbaru, ya? Arkan dan Lisa baru saja melakukan acara makan malam romantis di sebuah restoran super mahal! Katanya, itu adalah acara khusus untuk Lisa karena berhasil mendapatkan kontrak hebat dari Jepang!” “Oh? Benarkah? Dia memangnya dapat kontrak apa?” “Film adaptasi dari n****+! Semua pemainnya kelas atas! Sutradaranya juga langsung dari Amerika! Kalian tahu Hollywood, kan? Mereka mengeluarkan dana yang gila-gilaan untuk menggarap film itu!” “Wuah! Keren! Hebat, ya? Wanita berbakat memang sangat beruntung!” “Benar! Benar!” “Arkan sang Top Star dan Lisa benar-benar pasangan sempurna! Bagaimana bisa ada pasangan yang mengalahkan mereka? Pasangan sempurna seperti itu pasti diberkati oleh langit terus-menerus!” Ketiga wanita yang saling bergosip ini tidak menyadari kalau di belakang mereka ada sosok yang tidak sengaja mendengarnya dengan hati remuk redam. Ratu Casilda Wijaya bersandar muram di dinding, kepala tertunduk lesu. Arkan bilang akan pergi membeli ikat pinggang baru, dan Casilda wajib menemaninya. Tidak sangka saat dijemput oleh supir, dia malah dibawa kemari, bukannya ke pusat perbelanjaan. Wanita bergaun terusan cokelat gelap sebetis itu hanya bisa bersembunyi setelah mendengar gosip tersebut. Tidak berani bertanya di mana Arkan yang menyuruhnya masuk ke dalam studio untuk mencarinya. Untuk apa dia menyuruhnya masuk ke dalam? Ingin mempermalukannya lagi? Ataukah agar dia sengaja ingin memperdengarkan betapa mesra hubungannya dengan Lisa melalui mulut orang lain? Casilda cemberut kesal! Dia bahkan memakai lensa kontak hari ini gara-gara Arkan berkata harus tampil total! Entah kenapa dia malah bersemangat ingin sekali terlihat berbeda di mata Arkan, tapi sekarang malah merasa seperti badut menyedihkan! Dia ini adalah seorang pelakor! Untuk apa berpikir jauh? Untuk apa berharap aneh-aneh menunjukkan penampilannya kepada Arkan? Air mata Casilda merebak, mengusap kedua pipi bakpaonya bergantian. Hatinya terasa sakit tidak jelas. Untuk apa juga dia merasa bersalah dan tertekan begini? Memangnya dia yang ingin menikah dengan pria itu sejak awal? Tidak, kan?! Arkan sendiri yang memaksanya untuk terjebak ke dalam sebuah pernikahan konyol dan tidak bermakna! Kesal dan merasa malu kepada diri sendiri, Casilda tidak tahan lagi, dan bergegas hendak kabur dari sana. “Mau ke mana?” sebuah suara menegurnya tajam dan dingin, nadanya rendah penuh ancaman. Casilda kaget sebelah lengannya tiba-tiba dicegat oleh seseorang, apalagi mendengar suara itu! “Berbalik! Hadap sini!” titah Arkan tidak nyaman entah kenapa. Suasana di tempat ini sedikit remang-remang, dan di luar sana para kru sudah mulai berkurang, termasuk ketiga wanita penggosip tadi sudah pergi entah ke mana. “Kenapa diam saja? Aku bilang berbalik, Ratu Casilda Wijaya!” geram Arkan marah, sangat jengkel istrinya selalu saja membuatnya mengulangi kata-katanya. Karena tidak mau berbalik, pria tampan berkemeja hitam ini langsung menyentaknya kasar agar bisa saling tatap. “Aku sepertinya tidak enak badan. Maaf, aku tidak bisa menemanimu malam ini,” jelas Casilda cepat, secepat kepalanya ditundukkan menghindari mata sang suami. Arkan mengerutkan kening dalam, meraih dagunya dan menaikkan wajah Casilda agar melihatnya dengan jelas. “Kenapa menangis?” “Kemasukan debu,” balasnya cepat dan lirih, mata jelas-jelas menghindari tatapannya, acuh tak acuh. “Apa begini sikap seorang istri yang datang untuk menjemput suaminya?” sindirnya dingin. “Aku benar-benar tidak enak badan.” “Kamu cemburu!” tuduh Arkan kejam. Casilda marah hingga matanya melotot hebat! “Siapa yang cemburu? Kamu terlalu narsis!” Arkan mendegus geli, meraih pinggang Casilda yang berlemak menggemaskan, dan menjambak posesif sanggul rambutnya yang tertata rapi. Casilda berontak hebat, tapi Arkan lebih hebat lagi! Sebuah French Kiss yang liar dan panas langsung menjadi hadiah untuk Casilda malam ini! Arkan sangat puas dengan penampilan Casilda yang sangat manis! Istrinya benar-benar sangat imut! Terlebih lagi dengan sikap cemburunya yang berusaha disembunyikan mati-matian di depannya! Heh! Apa susahnya bilang kalau dia cemburu kepada Lisa? Memikirkan ini, ciuman Arkan semakin dalam dan kuat, langsung menarik Casilda masuk ke sebuah ruangan di belakangnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD