Bab 107 Merasa Terancam

1182 Words
Arkan Quinn Ezra Yamazaki mengerutkan keningnya dalam, wajah tampannya yang sedikit berhias lipstik merah Casilda, tampak mengerikan dan memesona di saat yang sama dengan hawa murkanya bagaikan sosok Joker gelap dan dingin. “Nyonya kami? Siapa yang kalian maksud dengan nyonya kalian? Sungguh berani masuk ke tempat ini dengan cara semena-mena?!” raung Arkan geram, tanpa sadar, secara alami, pinggang Casilda dalam pelukannya ditarik lebih kuat ke sisinya, terlihat sangat posesif dan seksi dengan mata berkilat tajam menatap ke arah kerumunan ganas di depan pintu. Semua pria berjas hitam yang melihat pria berkemeja putih lengan panjang itu seketika keringat dingin menyadari aura mengintimidasi yang nyata dari sang aktor. Sementara Casilda yang tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Arkan mengenai rencana perjodohan ayahnya dengan pria yang tak dikenalnya di ruangan VIP sebelumnya, hanya bisa menggigit bibir gugup, kepala tertunduk bingung. Seseorang dari mereka yang terlihat sangat prihatin dengan penampilan Casilda yang sangat berantakan, juga dengan adanya kain tipis segitiga jelek tergeletak di lantai dalam keadaan robek, segera menimpali Arkan, “wanita yang ada dalam pelukanmu itu adalah milik dari bos kami! Jangan macam-macam dengannya!” Arkan mendengus setengah sinting, membuat Casilda yang masih dipeluk posesif olehnya membeku dingin tidak berani melihat reaksinya. “Wanita... ini... milik dari bos kalian?” ledek Arkan lambat-lambat dengan pembawaan kelam, tapi ekspresinya sangat kejam dan berbahaya. Dia kemudian melanjutkan, “kalau kalian salah ruangan, sebaiknya minta maaf sebelum aku menuntut kalian atas dasar pelanggaran privasi. Tidak perlu malu atau pun sungkan, aku bisa memaklumi kalau bekerja itu kadang bisa saja berbuat kesalahan.” Semua pria di depan sana menegang, tapi tidak mundur dengan ancaman itu. Malah kesal setelah melihat ekspresi mengejek yang dingin dan menyebalkan dari nada rendah sang aktor. “Kami tidak salah ruangan! Wanita gendut itu benar adalah Nyonya kami! Dia adalah calon mempelai dari bos kami, Alexander Zain Armaga! Pemilik Casino nomor satu dan paling berpengaruh di Batam! Cepat lepaskan dia atau kamu akan menyesalinya sudah bermain-main dengan wanita milik bos kami!” Arkan sang Top Star tertegun syok mendengar hal itu, segera menoleh tajam dengan tatapan marah dan bingung ke arah Casilda, masih menunduk ciut dalam pelukannya. Suara Arkan mendesis tajam dan dingin di telinga wanitanya, “apa maksud ucapan mereka, babi jelek? Sandiwara apa yang kamu mainkan sekarang? Atau kamu sudah menggoda seorang pria gendut dan jelek untuk menjadikanmu sebagai simpanannya? Berapa yang dia berikan kepadamu, um? Dasar mata duitan! Seharusnya tadi aku sudah merobek milikmu di bawah sana sampai kamu menjerit penuh derita!” Casilda tidak membalas, hanya terus menunduk dengan tubuh gemetar, merasakan tubuhnya dipeluk semakin kuat oleh Arkan hingga mulai terasa sesak napas. Dia harus menjawab apa? Saat baru tahu kalau pria yang dihiburnya di ruang VIP itu ternyata adalah pria yang akan dijodohkan dengannya gara-gara hutang sang ayah, Casilda sendiri tidak bisa menjawab pertanyaan Alexander yang kini menjadi beban pikiran untuknya. Suara merdu Alexander bermain di benak Casilda, mengirimnya kembali pada percakapannya beberapa saat lalu bersama pria tampan berkarisma tersebut. “Ayahmu punya hutang sangat banyak, yang aku rasa meski kamu dan seluruh anggota keluargamu banting tulang sampai mati, tidak akan bisa melunasinya beserta bunga yang ada. Tawaranku sangat bagus untuk melunasi semuanya, bukan? Menjadi istriku adalah hal yang sangat menguntungkan dan membuatmu menang banyak. Jadi, apa kamu bersedia menjadi mempelai wanitaku dalam waktu dekat ini, Ratu Casilda Wijaya?” “Ke-kenapa? Kenapa mau menjadikan saya sebagai istri Anda? Apa itu masuk akal? Apa... jangan-jangan... ada niat lain di balik hal manis itu? Apa Anda akan menjual saya sebagai seorang penghibur? Atau mempreteli satu per satu organ tubuh saya? Tidak perlu menipu saya dengan iming-iming pernikahan tidak masuk akal itu! Saya cukup pintar untuk memahami semuanya sebagai seorang wanita dewasa! Katakan saja yang sebenarnya!” Casilda memucat gugup, keringat dingin saat mengatakannya. Alexander tersenyum membalasnya, “imajinasimu sangat bagus dan liar. Tapi, tentu saja tidak seperti itu. Apakah menyukai seseorang harus punya alasan khusus? Sekali suka, ya, suka saja, bukan? Jika berpikir mengenai fisik, aku sudah melihat banyak wanita dengan fisik yang bagus dan unggul seumur hidupku, tapi kecantikan dan sifat unik dalam diri mereka tidak ada yang sebanding denganmu. Apakah itu cukup membuatmu puas dengan alasan sederhanaku ini? Singkatnya, aku sangat suka dengan dirimu yang apa adanya, Casilda. Kamu tidak memakai topeng seperti wanita lain di luar sana. Maka dari itu, aku datang secara khusus ke tempat ini begitu tahu kamu mulai bekerja di sebuah klub malam.” Kalimat dari bibir seksi Alexander di ruang VIP sebelumnya membuat Casilda termenung dengan pandangan mulai berkunang-kunang. Tidak mendengar jelas adu mulut Arkan dan beberapa pria berjas hitam di depan pintu. Casilda tak menyangka kalau beberapa hari belakangan ini semua gerak-geriknya tengah dipantau oleh pria yang katanya adalah calon suaminya itu. Apakah dia melakukannya untuk melihat kelayakannya sebagai calon istri? Ataukah ada maksud lain di baliknya? Saking bingungnya Casilda mendapati kenyataan kalau calon suami yang dikatakan oleh ayahnya sangat jauh dari bayangannya, wanita ini jadi serba salah. Tidak seperti yang pernah didengarnya selama ini tentang nasib seorang gadis perawan menyedihkan dari keluarga miskin. Katanya, biasanya sang gadis akan dijodohkan sebagai pelunas hutang kepada pria tua dengan sifat cabulnya yang menjijijkkan, dan bermuka jelek tidak karuan yang suka bersikap kasar. Alexander Zain Armaga malah kebalikannya! Dia sangat sempurna! Tampan, baik, dan sangat lembut! Sebenarnya, Casilda baru ingin menjelaskan tentang perjodohannya kepada Arkan saat sudah pulang ke mansionnya, tapi kemarahan dan sikap sang aktor tadi, bukanlah waktu yang tepat untuk memicu amarahnya. Toh, dia sendiri belum memberikan jawaban kepada Alexander, malah pria itu menyuruhnya dengan bujukan lembut untuk bertemu dan berkumpul dengan kedua orang tuanya agar bisa membahas perjodohan mereka bersama-sama. Tapi, apa yang terjadi sekarang? Kenapa orang-orang dari pria itu malah ada di sini, dan bersiteru dengan Arkan? “Cepat lepaskan dia!” teriak salah seorang pria berjas hitam. “Kalian tidak berhak memerintahku seperti itu, sialan! Sebagai pengingat untuk kalian semua, kalau wanita ini adalah milikku! AKULAH SATU-SATUNYA PEMILIK DARI WANITA GENDUT DAN JELEK INI!" Raungan Arkan di ujung kalimat membuat semua orang menjadi sangat marah. Saking sangat marahnya mereka, beberapa pria berjas itu mulai maju ke depan hingga membuat Casilda tersadar kalau tubuhnya disentak keras ke dalam pelukan sang aktor, dan bunyi erangan dari seorang pria di depannya membuat mata wanita ini terbelalak hebat ketika melihat Arkan baru saja menendang seseorang dengan penuh emosi tepat di dadanya. "Arkan! Apa yang kamu lakukan?!" teriak Casilda panik. Sayangnya, Arkan sang Top Star tidak mendengarkannya. Dengan kemarahan yang membumbung tinggi, sang aktor lalu menghempaskan tubuh Casilda ke lantai, segera maju ke depan sana melawan beberapa pria dengan gerakan bela diri yang sulit dipercaya oleh penglihatan Casilda. "ARGH!" jerit seorang pria berjas yang kini dalam kuasa Arkan, dan baru saja salah satu kakinya diinjak hingga patah, dan satu tangannya dipelintir kuat hingga sepertinya lepas dari sendinya. "CASILDA ADALAH MILIKKU!!!" raung Arkan menggeram tinggi. Langsung menghempaskan pria tadi ke lantai dengan pembawaan kejam tak berperasaan. Wajah tampannya terlihat gelap dan bengis, dipenuhi uap oleh amarah dan keringat hasil pergulatannya dengan beberapa pria berjas yang sudah berjatuhan ke lantai. Beberapa dari mereka, akhirnya memilih untuk tidak melawannya lagi, dan segera menghampiri teman-teman mereka yang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD