Bab 101 Pria Misterius dengan Suara Indah

1357 Words
Mobil yang dikendarai oleh Arkan melaju dengan kecepatan tinggi menuju kembali ke ibukota. Pria tampan ini meninggalkan pesta tanpa basa-basi kepada Lisa yang membuat wanita itu mengomel sendirian dan kesal di tempat terpisah. Sementara sang aktor yang sudah mulai mengendarai mobilnya, menginjak gas seperti orang kesurupan! Jarak tempuh dari kota yang didatanginya liburan dan ibukota di mana tempat klub malam itu berada memakan waktu normal sekitar hampir 2 jam lamanya. Namun, karena cara mengemudi Arkan yang gila-gilaan penuh amarah, sepertinya hanya akan membutuhkan waktu 1 jam saja. Di saat sang aktor masih mengemudi dengan mata merah seperti ditumpahi darah, di sisi lain, suara tawa terbahak-bahak terdengar di ruangan VIP super eksklusif di mana Casilda berada. “Bagus! Bagus! Sekarang lakukan sambil bernyanyi!” teriak salah seorang dari seberang ruangan. Casilda memiliki banyak kemampuan unik yang tersembunyi selama menjalani banyak pekerjaan serabutan sebelum menjadi pekerja Bu Hamidah. Jadi, dia bisa melakukan banyak trik untuk menghibur para tamu di ruangan itu. Setelah hampir 1 jam menghibur mereka dengan berbagai macam aksi konyol, saat ini Casilda sedang beraksi dengan kostum babi yang dulu pernah dipakainya di pesta Arkan. “Tuan! Tuan! Kalian semua sangatlah tampan! Babi ini bisa apa sampai terpesona dan ingin menjadi manusia yang cantik? Nguik!” ucap Casilda dengan nada suara dibuat-buat sok memuji, bergoyang dengan gaya centil menggemaskan dalam balutan kostum babinya. Casilda tentu saja merangkak di lantai! Semua orang tertawa terbahak, tapi pria misterius di bawah kegelapan yang harusnya dibuat tertawa, sejak tadi sama sekali tidak ada sedikit pun yang keluar dari mulutnya. Aturan permainan mereka sederhana, yaitu tidak boleh ada pelecehan, atau pun pemaksaan yang mengandung hal tak bermoral seperti yang menjadi pesan Elric kepada mereka, tidak boleh keterlaluan yang mengancam nyawa, dan tidak boleh sampai main tangan atau pun kaki yang bisa melukai Casilda. Maka, dengan adanya aturan itu, Casilda menyetujui syarat mereka dan mulai menghibur dengan berbagai macam cara. Namun, tentu saja ada kesepakatan lain di antara mereka, yaitu kalau Casilda setuju tawaran dari mereka, apa pun itu tanpa ada paksaan dan tekanan, maka mereka bisa melakukan apa pun selama Casilda mengiyakannya. Dengan kata lain, jika mereka menawarkan Casilda untuk dibawa pergi dan melakukan hal yang lebih ekstrem, seperti tidur bersama atau hal lainnya, selama Casilda setuju dengan sukarela, permainan tetap akan berlanjut. Untungnya saat ini, semuanya setuju untuk bermain aman. Jadi, meskipun disuruh membuang harga dirinya seperti saat dulu di pesta Arkan, Casilda langsung patuh. “Hahaha! Lihat! Dia konyol sekali! Demi uang dia bisa melakukan hal konyol seperti itu? Benar-benar, ya, dia itu!” ejek salah seorang dari sisi kiri ruangan, menunjuk kepada Casilda yang kini tengah mengambil uang yang dilemparkan kepadanya menggunakan gigi. “Aku hanya pernah mendengar hal semacam ini di luar negeri. Tidak sangka ternyata benar akan ada wanita yang benar-benar melakukannya demi uang,” timpal seseorang lagi, ikut tertawa melihat kekonyolan Casilda. Sebagai ganti kepala kostumnya, muka Casilda sudah dirias dengan riasan yang menyerupai kostum hewan yang dipakainya. Sebenarnya, hal semacam ini bukanlah hal yang aneh. Di beberapa klub dengan kreativitas tinggi dengan layanan prima, semua hiburan bisa diberikan kepada para tamu. Kebetulan juga Casilda pernah membaca sebuah n****+ di mana wanitanya menghindari jual diri dan dilecehkan oleh para tamu dengan cara menjadi badut dan melakukan banyak atraksi berbahaya demi membuat jantung para tamu deg-degan dan merasa terhibur. Jadilah Casilda membawa kostum babinya ke tempat itu, karena Elric menyarankannya membawa apa pun yang bisa dibawa ke klub untuk menghasilkan uang. Casilda sangat pandai merendahkan dan membuang harga dirinya, maka dia membawa kostum babi itu di hari kedua dia datang ke klub. Mungkin juga karena ide tak biasa itulah, maka Elric setuju membawanya ke ruangan VIP tersebut. “Baiklah! Baiklah! Sekarang, coba kamu menari balet lagi seperti tadi! Aku suka melihat tingkahmu yang seperti itu!” perintah seorang pria berjas hitam dengan gelak tawa kerasnya. “Sekalian, cobalah bernyanyi dengan suara lucu! Pasti akan menjadi semakin seru!” Komentar itu datang dengan sebuah batuk keras dari sang pria. Saking merasa gelinya dengan aksi Casilda sejak tadi, dia sampai terbatuk mengatakannya gara-gara tersedak asap rokok sendiri. Mata Casilda berkilat tajam, tersenyum di wajah badutnya, dan mengangguk cepat di lantai. “Tentu saja, Tuan! Kenapa tidak? Apakah ada yang lain?” tanyanya dengan suara manja dan menggoda, lalu di akhir kalimat, dia menguik 3 kali, pertanda kalau dia tidak lupa dirinya sekarang adalah seekor babi yang berharga. Babi senilai 1 milyar! Di saat Casilda berbicara dengan beberapa orang berjas hitam yang tengah mendiskusikan permainan dan hiburan lainnya yang lebih lucu dan menarik, dari dalam kegelapan di sofa, pria bervest hitam bertopang dagu dengan tatapan tajam yang menarik ke arah Casilda. Pria yang dipanggil bos itu, sejak awal pertunjukan mengamati Casilda lekat-lekat nyaris tanpa kedip sampai sekarang. Mata pria misterius ini berdenyar memancarkan cahaya aneh, dan senyum di wajahnya benar-benar tidak ada. Wajah dinginnya sempurna di dalam kegelapan yang membuat sosoknya jadi semakin kuat dan kokoh. Pada beberapa permainan yang diusulkan oleh para pria berjas hitam, pria yang adalah bos dari orang-orang itu, tidak akan menyutujuinya jika dirasanya tidak sesuai dengan seleranya. Jadi, Casilda sempat aman beberapa kali dari permainan yang terkadang meski aman dan tidak melukai harga dirinya sebagai wanita, tapi sangat memalukan dan menjijikkan. “Baiklah! Sekarang, apa kamu bisa menari tiang di sana menggunakan kostum itu? Aku penasaran, bagaimana seekor babi bisa menari tiang setelah menari balet dengan gaya yang konyol!” ujar seseorang setelah beberapa saat berlalu. Casilda yang terengah-engah kecapean setelah memungut uang di lantai menggunakan mulut, memberikan senyum terpaksa yang dibuat sealami mungkin. Beberapa menit lalu, dia baru melompat dari kursi dan harus meraup uang sebanyak-banyaknya menggunakan tubuhnya. Semakin banyak tubuhnya menyentuh uang yang berhamburan di lantai, maka dia bisa memilikinya. Tidak ada pilihan selain melompat dari kursi seperti gaya bajing loncat! Untungnya, kostum yang dipakainya melindungi tubuh Casilda dari hantaman keras di lantai. “Ayo! Ayo! Cepat menarilah!” seru seseorang yang mulai mengompori lainnya untuk melakukannya. “Bagaimana, bos? Setuju, kan, kalau dia menari tiang? Kami tidak akan menyuruhnya buka baju.” Bos yang duduk dalam kegelapan remang-remang itu, mengangguk pelan yang sangat elegan. Matanya bertumbuk dengan mata Casilda yang duduk di lantai tepat di hadapannya di bawah bulatan cahaya lampu putih. Tentu saja itu membuat sosoknya yang konyol dan menyedihkan terlihat jelas dan sangat memalukan. Tapi, apanya yang lebih memalukan jika terus berada dalam jeratan Arkan sang Aktor sialan itu?! Dia lebih rela menghabiskan 1 malam ini demi mendapatkan uang 1 milyar untuk kebebasannya di masa depan! Ingin hidup tenang dan damai! Badai malam ini bukanlah apa-apa! Sang bos misterius, tiba-tiba membuka mulut perlahan, membuat semua pria berjas hitam keringat gelisah dalam kekagetan. Pria bervest hitam itu akhirnya akan membuka suara?! Apa yang akan diucapkannya?! Semua orang menunggu dengan wajah gelisah. Tidak terkecuali oleh Casilda yang kesulitan melihat sosoknya di dalam kegelapan di sana. Jika bisa menilai, Casilda yakin dia adalah pria dengan pesona yang tak biasa. Sang pria misterius lalu menutup mulutnya lagi, tiba-tiba tersenyum ke arah Casilda yang membuat semua pria di sana tertegun kaget! Sayangnya, Casilda yang berada di bawah bulatan cahaya lampu hanya bisa memicingkan mata berusaha melihat apa yang terjadi di seberang ruangan. Sulit sekali melihatnya dengan cahaya yang diarahkan kepadanya. “Apa... kamu bisa maju ke depan sini...?”” Itu adalah suara titah dari sang pria misterius, bos dari para pria berjas hitam di ruangan tersebut. Jantung Casilda berdebar aneh, kedua pipinya dibalik riasan konyol babinya, diam-diam merona kecil mendengar suaranya yang sangat indah dan merdu. Begitu halus dan enak didengar. Suara yang sangat lembut seperti lonceng yang menggetarkan hati para pendengarnya. Wuah... wajah pria dengan suara seperti itu, seharusnya sangat tampan, bukan? Casilda menelan saliva kuat-kuat. Apakah dia benar-benar harus maju ke depan sana? Untuk apa? "Hei! Bos menyuruhmu maju ke depan!" maki seseorang dengan suara gugup. Casilda melongo sesaat, lalu maju dalam posisi merangkak cepat-cepat menuju depan meja yang penuh minuman dan makanan. "Tuan mau saya melakukan apa? Nguik! Nguik!" tanya Casilda patuh, disertai suara khasnya. Hening. Sang pria misterius tidak langsung menjawabnya. "Apa... kamu berani menciumku?" Syok! Ratu Casilda Wijaya yang duduk menyedihkan di lantai dengan kostum babinya, tertegun kaget dengan ucapan sang bos! Apa? Tidak salah dengarkah? Dia harus menciumnya?!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD