When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sejenak keheningan membentang keduanya. Raffa masih tenggelam dengan pikirannya sendiri, sedangkan Belinda tak lepas menatap pemuda berlesung pipi itu. Ucapan Belinda tentu mengganggu, Raffa berpikir bila perempuan di hadapannya ini tengah menyukai pria lain. Oh, astaga! Haruskah dia meratapi nasibnya? Perasaannya kepada Belinda ternyata bertepuk sebelah tangan. Cinta yang baru saja disemai kini harus layu sebelum berkembang? Malang sekali nasibmu Raffa. ck! ck! Sisi lain seorang Raffa Anggara seolah tengah menertawakan dirinya. Mencibir dan mengejeknya tanpa henti. Sialan! Tanpa sadar tangannya mengepal kuat. Raffa merasa tidak terima jika hal itu sampai terjadi. Belinda tidak boleh menyukai pria lain. Dia tidak mau ada pria lain yang menyentuh Belinda. 'Enggak! Ini