Selamat membaca Setelah pulang ke rumah dan selesai mengobati luka di bibirnya, Cakra langsung menuju ke rumah sakit seperti biasanya. Meskipun pria itu memasang raut wajah datar tanpa ekspresi, namun hatinya kini tengah diselimuti oleh perasaan kalut yang tidak menentu. Otaknya tidak berhenti terus memikirkan tentang Leylin. Mungkin tahun-tahun belakangan dia masih bisa menahan rasa itu. Tetapi setelah mengatakan dan mengungkapkan perasaanya kepada Leylin, hatinya justru menjadi tak terkendali dan semakin menggila. Cakra tidak bisa lagi menepati janjinya yang pernah dulu dia ucapkan. Dia sendiri yang sudah menghancurkan perjuangannya untuk menjadi kakak yang normal hanya karena tak bisa menahan diri ketika melihat Leylin dekat dengan pria lain. Yang akhirnya membuat dia hilang kendali