SG - 02

1638 Words
"Kanan, Neng, kanan! Kanaaaaaan! Neng! Kan---" Duk! Suara benturan yang cukup keras membuat tukang parkir yang khusus bekerja di toko buku itu mendesah. Kali ini ia pasti dimarahi pelanggannya lagi. "Jangan marah ya, Neng. Saya bilang kanan, Neng. Mobilnya kan jadi nabrak," kata si tukang parkir, memelas. Orang yang dipanggil 'Neng' itu membuka kaca mobilnya lalu terkekeh. "Santai, Mas. Bukan mobil saya, kok." Akhirnya tukang parkir itu menghela nafas lega. "Iya, ini mobil gua!" terdengarlah suara tak terima dari bangku penumpang depan, membuat si tukang parkir kembali asma. "Ya ampun, Abangku sayang, lecet dikit. Gue 'kan masih belajar nyetir, ya maklum kalau nggak bisa parkir." "Abighea Citra," suara geraman tertahan itu terdengar. "Bang Dammi," balasnya. Kedua adik-kakak itu akhirnya saling panggil-panggilan. Yang satu marah karena mobilnya lecet lagi, yang satunya merasa oke-oke saja. "Sampe segitunya lo belajar mobil, mentang-mentang udah mau kuliah. Gunanya apa, sih? Lo punya pacar 'kan? Antar jemput lah! Gue nggak mau mengorbankan Sonia lagi, ya. Lecet mulu body mobil gue!" Dammi, sang Abang kecce dari Ghea mulai protes karena mobil Jazz hitamnya yang bernama: Sonia si cintaku yang unyu-unyu berselimut rindu, keluar-masuk bengkel terus. Ghea menjawab, "Pacar gue beda kelas, Bang. Beda jurusan juga, bakal nggak sama nanti jadwal kuliahnya." "Bukan alasan nggak bisa berangkat bareng. Pacar lo nggak mau jemput, ya? Wah, selingkuh tuh pasti!" Plok! Ghea langsung memukul kepala Abangnya cukup keras. "Sembarangan lo! Cowok tuh semua emang hidung belang, kecuali dua. Papa sama cowok gue: Jason Argadhika." Dammi mendengus, pura-pura menyalakan radio agar dirinya tak merasa tersindir oleh ucapan Ghea. Soalnya Dammi termasuk ke dalam cowok-cowok yang tak betah jika tak selingkuh. "Eh, bang, kemaren gue liat lo beli empeng bayi, ya? Lo taro di---" Ghea membuka box depan mobil Dammi, lalu mengeluarkan sebuah barang berukuran mini berplastik silver. Dammi langsung merebutnya dari tangan Ghea, wajahnya panik. "Dasar lo, suka buka-buka box mobil gue! Si otak kepo!" "Ya, lagian, Bang! Ngapain beli empeng? Lo minum s**u lewat dot?" Dammi menghela nafas, menggeram dalam hati karena sepertinya adiknya ini masih dan sangat terlalu polos. Ini k****m, Neng Ghea cupu! *** Ghea turun dari mobil Dammi, dan di halaman rumahnya sudah terparkir sebuah motor Ninja hitam yang kemana-mana selalu menjadi kendaraan pribadi Ghea. "Ibu Negaraaaaa!!!" Ghea mendesah, pura-pura melambatkan langkahnya ketika Jason memanggilnya sambil membuat bentuk hati menggunakan kedua tangannya. "Ngapain lo sore-sore ke rumah gue, J?" tanya Ghea ketika mereka sudah berhadapan. Jason tersenyum. "Anter beli cupang, yuk." "Lagi?" "Lagi," kata Jason, sambil mengangguk dengan semangat. "Dan, lo ngapain pake baju warna pink, J?" "Unyu, ya?" "Mirip babi, malah." Jason mengerucutkan bibirnya, pura-pura tersinggung. "Kalau gue babi, berarti gue babi paling ganteng, manja, dan ceria." "Elaaah, TK kali ah!" saut Dammi, yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya. "Supp, Bang Dam!!" Jason langsung bertos ala cowok dengan Dammi, kemudian berbasa-basi menanyakan kabar. Dammi bertanya, "Mau ajak adek gue pergi, Man?" "Iya, udah izin kok sama Om juga." "Di izinin?" "Nggak." Ghea mendesah, menatap Jason horror sehingga cowok itu langsung terkekeh dan berkata, "Di izinin kok, Bi. Soalnya tadi gue bawain papan monopoli buat Bapak lo. Emak lo gue bawain baju-baju Barbie keluaran 2k17. Sip." "J," Dammi menepuk bahu Jason, wajahnya sok serius. "U the best, Man." "U more, Man. Good luck for us. Still young and handsome!" Kali ini Ghea benar-benar mendesah, "Abang sama pacar sama aja gilanya." Sedangkan Jason dan Dammi malah tertawa, merasa bangga dengan otak bodoh mereka. Benar-benar minta dihujat. "J, jadi pergi nggak? Kalau nggak gue mau masuk nih!" Ghea mengancam, dan Jason langsung memberikan pacarnya itu helm. "Bang Dammi, gue ajak Ibu Negara pergi dulu sebentar, ya. Nggak kawin lari, kok," izin Jason. Dammi hanya mengangkat jempolnya. Setelah motor Ninja Jason mulai melaju dengan Ghea yang duduk dijok belakang, gadis itu bertanya, "Udah berapa persen persiapan lo buat Ospek besok?" "Nggak tahu. Kalau cinta gue ke elo sih seratus persen, he he he." Ghea memutar kedua bola matanya walaupun Jason tak mungkin melihat karena sedang menyetir motor. "Serius, J." "Serius, Bi. Yuk, mau sebar undangan kapan, nih?" "J..." "Hehe, santai. Gue gak mikirin Ospek, Bi. Ospek aja nggak mikirin gue. Males ah, nggak adil." "Besok disuruh bawa papan nama, awas kaya waktu MOPD di SMA." Mendengar itu, Jason terkekeh. Sedangkan Ghea malah geram. Karena waktu itu, waktu MOPD di SMA Mahardika, Jason malah berbuat hal yang nyeleneh. Semua murid baru membuat papan nama dengan benar, sedangkan Jason adalah satu-satunya yang membawa papan kayu seukuran pintu toilet dengan tulisan, "Dijual pintu kayu bestandar Internasional, tapi boong. Soal harga? Selow ae, bisa nego, Cyin." Semua orang tertawa, bahkan para kakak Osis waktu itu langsung memberi Jason hukuman lari empat kali keliling lapangan basket. Entah sengaja atau tidak, Jason malah menyenggol Ghea yang sedang beristirahat sehingga papan nama Ghea jatuh, dan dengan tanpa dosa Jason menginjaknya. Itu adalah awal mula Ghea membenci Jason setengah mati, dua tahun bermusuhan tanpa ampun dan akhirnya Ghea malah jatuh hati pada musuhnya sendiri. Musuh fanatiknya. Bagaimana cerita sehingga Ghea sampai jatuh pada pesona Jason? Sepertinya tulisan-tulisan dilapak yang satunya lagi sudah menjelaskan dengan detail. ( baca: Fanatik J ) Di sini, Ghea hanya akan menjelaskan perasaannya yang sudah teramat sangat dalam pada Jason. Tapi Ghea punya prinsip: tak perlu diumbar. "J, jangan bawa pintu lagi ya, besok. Bikin papan nama yang bener." Ghea memperingatkan. Jason hanya mengangguk, "Iya, Sayangkuuuuu," dan motor Jason berhenti disuatu g**g. "Tempat pelelangan cupangnya udah sampe, yuk turun." Ghea mengikuti Jason, cowok itu menggenggam tangan kanannya erat seperti mengurung Ghea agar tak bisa kabur kemana-mana. "Bang Ke!!" sapa Jason pada Abang-abang yang mempunyai tompel tiga dipipinya. Bang Kelif atau sering disapa Bang Ke itu tertawa senang. "J, my brother! Kesini mau beli cupang-cupang gue 'kan? Borong lah, J. Eh, ngomong-ngomong yang disebelah lu sapa, Tong?" "Punya gua, Bang," jawab Jason, sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ghea yang memasang wajah datar. "Oh iya, gue emang mau beli cupang lo. Dua aja, Bang Ke," tambahnya. "Boleh-boleh. Pilih warnanya, dah." "Yang warnanya item sama dark red, Bang. Soalnya mau gue namain Edward Cullen sama Bella Swan." "Twiligh?!" tanya Ghea tak percaya. Jason terkekeh, "Iya, Yang. Kemaren gue nonton Breaking Dawn part 1, dapet ilham buat namain next cupang gue kaya tokoh Vampir itu. Si Edward, entar panggilannya Ed. Ganteng 'kan?" "Lo suka nonton Twilight?" Jason menggeleng. "Gue cuma suka sama lo." "Iyain aja, iyain," jawab Ghea, kesal. "He he he, sayang Ghea ih. Ghea sayang J, nggak?" Tak bohong, kalimat receh seperti itu membuat pipi Ghea selalu memerah dan perasaan hangat setelahnya selalu membuat tenang. Sangat sederhana. (*) Gara-gara Jason yang menamai dua cupang barunya dengan nama tokoh utama film Twilight, Ghea jadi membaca ulang novelnya. Sebenarnya Ghea sudah tamat membaca novel tebal itu sejak SMP, tapi ia kangen ber-fangirling dengan keluarga Vampir keren itu. "Bi, kenapa lo suka banget baca novel?" Suara Jason yang berada di dalam kamarnya sedangkan Ghea dibalkon kamar Jason, membuat gadis itu menghentikan aktivitas membacanya, sejenak. "Suka. Daripada ngobrol sama cupang dan jadi orang i***t," sindir Ghea. "Deep banget lho, Bi! Gue tersindir!" Ghea terkekeh, lalu kembali pada sederet kalimat rapi dihadapannya. "Eh, gue juga sekarang jadi suka juga deh baca novel." "Novel apa yang lo baca?" tanya Ghea.  "Fifty Shades of Grey." Ghea menutup novel tebalnya, menatap Jason dengan galak, dan cowok itu malah nyengir. "Udah ih, jangan ganggu gue, Bi! Gue mau pendekatan sama Edward dan Bella. Cukup lo dapet cinta dan perhatian gue sebanyak 99%. Yang 1% nya kasih ke Ed sama Bell, ya. Eh, mereka entar rebutan gak ya dapet satu buat berdua?" Ghea geleng-geleng kepala. "Coba aja lo tanya sendiri. Mereka bakal rebutan nggak. Kalau perlu, lo ajak karaoukean cupang baru lo itu." "Oke." "Jangan dong, sayangkuuuu. Kamu t***l!" gemas Ghea. "Kamu juga b**o. Udah tahu cowoknya t***l, masih aja dipacarin." Ghea menyimpan novelnya lalu berlari mendekati Jason. Ia peluk leher cowok itu dari belakang dengan gemas dan erat sampai Jason hampir kehabisan nafas. "Yang, Yang, mati gue, Yang. Sayaaaang! Jangan biarin Ed sama Bell yatim piatu dihari pertama mereka diangkat jadi cupang seorang Jason ganteng! Yaaaaang, gue gak bisa nafas!" teriak Jason, mencoba melonggarkan pelukan Ghea. "t***l!!!!" Ghea malah mengeratkan pelukannya, lalu ia cium pipi kiri dan kanan Jason dengan cepat. "Dadah!! Aku pulang, ya. Jangan lupa kamu harus bikin papan nama buat besok. Awas kalau bikinnya nyeleneh! Hate you, J!" Ketika Ghea sudah keluar dari kamarnya dan Jason sudah bisa bernafas, cowok berponi itu terkekeh pada dua cupangnya. "Unik 'kan cewek gue? Gue makin sayang tuh tiap hari. Kalian jangan sirik, ena-ena aja di aquarium ya. Bae-bae." *** Jason baru saja menyelesaikan pembuatan papan nama---yang kali ini Insha Allah mendekati benar. Di dalam papan nama tersebut bertuliskan biodata Jason dan ukuran papannya sesuai yang diperintahkan para panitia yang tak lain adalah: Kating, Kakak tingkat. Karena bosan dan ini masih jam sembilan malam, ditambah sepertinya Ghea juga belum tidur, Jason mengetik pesan untuk pacar juteknya itu. Jason : Neng, godain abang dong Jason : Nggak di bls sih Neng? Jason : Neng mah gitu ih :( Jason : Neng, mau tau gak bedanya kamu sama ayam? Jason : Kalau ayam itu kukuruyuk, kalau kamu itu kuykepelaminanyuk Jason : Receh lah b*****t x_x Jason : Bi? Nggak suka dipanggil Neng? Jason : Eh, marah ya? Jason : Sayaaaaang Jason : Kangen ih, jgn cuekin gue ih Jason : Yaaaaaang:( astaga:( Jason : Cewek kalao ngambek harus digimanain sih woy:( Jason : Jason : Udah tidur kayanya ya? Yaudah, gd night deh. Mimpiin J, ya. Jangan mimpi indah karena lo bukan lesbi kan? Pokoknya jangan mimpiin si Indah! Mimpiin Jason Argadhika aja. Jason : Love you Bi❤❤❤❤ Abighea : Sy papa y. Ghea sdg masak dgn mama y. Ada apa, Jason? Jason : Anda salah orang. Jason : Ini M-Tronik. Lalu Jason membanting ponselnya ke tempat tidur sambil mengacak rambutnya. "t*i. Jadi, dari tadi gua gombalin Bapak-nya? Cool pisan euy. Gelo!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD