Membaca pesan masuk dari nomor tidak dikenal itu membuat Zivaa menyernyitkan kening, tertarik. Siapa yang mengiriminya sapaan basa-basi itu ditengah malam begini? Apalagi Zivaa yang notabenya belum terlalu akrab dengan teman-teman baru di kampusnya. Tanpa berpikir bahwa percakapan asal itu akan berubah menjadi obrolan panjang, Zivaa membalas sekadarnya. Formalitas saja agar tidak dicap sombong dan membuat kehidupan sosialisasinya bermasalah. [Maaf dengan siapa, ya?] Tidak lama, hanya berselang persekian detik, kembali terdengar jawaban dari chat yang sebelumnya Zivaa kirim. [Jawab salamnya mana, Cantik?] Zivaa mendengus malas, memutar bola matanya jengah. Pertama, ia tidak suka perbincangan yang tak berisi semacam ini, kedua manusia yang menurut Zivaa sok asik sangat anti untuk ia la