Bab 7. Suster Maria Rindu Atala

1190 Words
Malam semakin larut tapi pencarian Mereka belum juga mendapat hasil. Mereka bertanya apakah ada Biarawati bernama Maria di setiap gereja, namun tak juga bertemu. Atala dan Twins terlihat sangat sedih. "Kalian yang sabar, ya Sayaang.... Kita sudah usaha. Tapi Suster Maria tidak ada." Lambok mencoba membesarkan hati Anak-anaknya. "Ya Allah... Buat Suster Maria mencari Atala. Atala ingin berjumpa dengannya lagi." Kata Atala sambil menengadah. "Aamiin..." Jawab Papa, Nindi, Twins dan juga Marcel. "Sekarang Kita pulang yah. Kasihan tuh Aunty dan Uncle Marcel, Mereka belum istirahat dari pagi." Kata Lambok bijak. "Ya Pa. Uncle Marcel, Maafin Atala ya, sudah merepotkan Uncle." Kata Atala. "Ya gak apa, Atala. Uncle senang kok bisa bantu Atala." Kata Marcel sambil tersenyum. Mereka pun akhirnya kembali ke rumah. "Marcel, Kamu nginap saja di rumah. Kalau harus kembali ke apartemen Kamu, lumayan jauh kan?" Pinta Lambok. Marcel melihat ke arah Nindi lewat kaca spion. Nindi mengangguk. "Baiklah, terima kasih Kak." Kata Marcel. Tiga puluh menit kemudian Mereka sudah tiba di rumah. Mereka langsung membersihkan diri dan melaksanakan shalat isya secara berjamaah. Marcel juga sudah membersihkan diri, Dia sedang duduk di ruang tengah, menunggu Nindi, Lambok dan anak-anak selesai shalat isya. Tak lama kemudian. "Loh kok Kamu belum istirahat di kamar?" Tanya Nindi. "Gak apa, Aku masih menunggu Kalian. Boleh Aku minta kopi?" Kata Marcel. "Tentu saja boleh." Kata Nindi. Nindi mendidihkan air, dia membuat kopi untuk Marcel, Lemontea untuk Lambok, s**u untuk Atala dan Twins. "Nih... Sudah jadi." Nindi tersenyum menyediakan minuman dan cemilan untuk keluarganya dan kekasihnya. Nindi duduk di sebelah Vita, dia mengecek keadaan Vita. "Bagaimana?" Tanya Lambok. "Dia kangen sama Mama nya. Keinginannya sangat kuat. Hanya Vita sendiri yang bisa mengobati dirinya sendiri." Kata Nindi. "Sayaaang..." Lambok menggendong Vita. "Kamu jangan mikirin Mama lagi ya. Kasihan Mama di sana pasti sedih melihat Kamu sakit. Vita gak mau kan, Mama sedih?" Kata Lambok lembut sambil mengusap rambut Vita yang panjang. "Kamu juga Atala dan Lita. Biarkan Mama kalian tenang di sana. Mungkin Suster Maria bukan Mama Kalian. Kalau Dia Mama Kalian, Dia akan mencari Kalian." Kata Lambok. "Di dunia ini memang ada 7 wajah orang yang mirip. Entah dari belahan bumi yang mana. Salah satu nya Mama Kalian yang mirip dengan Suster Maria. Kita doakan saja, agar Mama bahagia di sana." Pinta Lambok. Atala, Vita dan Lita mengangguk. "Atala janji gak akan mencari Sis Maria lagi." Janji Atala. "Vita dan Lita juga janji, gak akan sedih lagi. Nanti kalau Vita mimpi bertemu Mama lagi, Vita akan tanya sama Mama, Mama tinggal dimana." Kata Vita. Sontak yang mendengar perkataan Vita hanya tertawa kecuali Vita dan Lita yang terlihat bingung. Lambok mencium kening Vita dan Lita secara bergantian. "Anak Papa memang pintar." Lambok tersenyum. ******* Satu Bulan Kemudian "Aku tak bisa menahannya lagi. Aku harus bertemu dengan nya. Ya Tuhan.... Kenapa Aku begitu merindukannya? Setiap malam Dia memanggilku." Gumam Maria. "Tapi bagaimana Aku minta ijin? Masa Aku bilang mau ketemu Atala? Nanti kalau Suster Kepala tak mengijinkan, bagaimana?" Maria mondar-mandir di samping ranjangnya. Akhirnya Maria memberanikan diri menghadap Kepala Biarawati. "Maaf Suster... Boleh Kita bicara?" Maria terlihat ragu tapi Dia tak dapat mengelak lagi. "Ada apa Suster Maria? Mari.... Silahkan duduk." Perintah Suster Kepala. "Aku... Aku mau minta ijin....." Akhirnya Maria menceritakan tentang mimpinya, Atala selalu memanggilnya. Maria sangat merindukannya. Kepala Biarawati tersenyum. "Hatimu memang sangat lembut. Kamu sangat mengasihi anak-anak. Saya tidak akan melarangmu. Tapi ingat sebelum jam tujuh malam, Kamu harus sudah ada di sini." Kata Kepala Biarawati. Maria tersenyum senang. "Terima kasih Suster Noel. Terima kasih." "Kamu akan diantar Suster Joan." Kata kepala biarawati lagi. "Baiklah. Aku sangat senang ada yang menemaniku." Kata Maria. Maria melihat jam di dinding. "Jam 8 pagi. Perjalanan ke Kota kurang lebih 3 jam." Maria bergegas bersiap. Suster Joan yang sudah diberitahu Suster Noel, juga sudah bersiap. Akhirnya Maria dan Joan berangkat ke kota menemui Atala. Mereka menyebrangi perairan dengan perahu kecil karena memang gereja mereka terdapat di sebuah pulau kecil. Maria mengatakan pada Suster Joan, Mereka akan menemui Atala di sekolahnya. Suster Maria masih mengingat nama sekolah Atala. Sekolah Atala sangat terkenal karena predikat nilai siswanya yang di atas rata-rata. Jam 11.15, Maria dan Joan sudah tiba di halaman sekolah Atala. Maria bertanya pada penjaga sekolah di mana kelas Atala. Penjaga sekolah memberitahu agar Maria dan Suster Joan pergi ke ruang Guru. Nanti Guru yang akan memanggil Atala. Mereka pun pergi ke ruang Guru setelah tahu di mana letak ruang guru. "Permisi.... Selamat Siang." Maria menyapa Dua orang guru yang ada di ruangan itu. "Selamat Siang. Oh Suster... Silahkan masuk." Kata Miss Agnes. Para Guru sangat menghormati para biarawati yang datang ke sekolah Mereka. "Silahkan duduk." Miss Agnes mempersilahkan. "Terima kasih Miss." Kata Maria dan Joan. "Suatu kehormatan sekolah Kami dikunjungi para Biarawati." Kata Miss Agnes. "Mohon maaf, jika kedatangan Kami merepotkan Kalian. Kami sedang tidak dalam tugas keagamaan, Kami kemari mencari seorang Siswa SMP." Kata Suster Joan. Miss Agnes terlihat bingung. "Kalau boleh Saya tahu, Siapa yang Suster cari?" Tanya Miss Agnes. "Atala." Kata Suster Maria. "Atala?? Tapi kenapa?" Mis Agnes bingung, bagaimana Atala bisa berkenalan dengan Biarawati sedangkan Atala seorang Muslim. "Waktu itu Saya bertemu dengannya di toko Buku. Dia anak yang baik. Buku sekolahnya tanpa sengaja terbawa oleh Kami. Saya sempat melihat badge sekolahnya. Jadi saya bermaksud mengembalikannya. Tapi Saya harus bertemu dengannya." Kata Suster Maria. Maria takut, kebohongannya malah tak dapat bertemu Atala, takut nanti biar gurunya saja yang menyampaikan buku kepada Atala. "Baiklah kalau begitu. Sebentar lagi bel istirahat berbunyi. Saya akan memanggil Atala sekarang. Kalian boleh tunggu di sini sebentar." Kata Miss Agnes. "Terima kasih sebelumnya. Maaf merepotkan." Kata Maria. Mis Agnes tersenyum. "Tidak apa." 10 menit kemudian Miss Agnes kembali bersama Atala. Atala bingung dipanggil ke ruang guru. "Apa salah Aku?" Batin Atala. "Atala.... Mereka yang ingin bertemu denganmu." Kata Miss Agnes menunjuk pada dua orang biarawati yang sedang duduk di sofa. Atala sangat terkejut melihat biarawati, Dia yakin itu Suster Maria. Karena mereka duduk membelakangi Atala. "Suster Maria...?" Panggil Atala. Maria menengok. Atala sedikit berlari menghampiri Maria. Atala langsung memeluknya. "Suster Maria kemana saja? Atala mencari di Mall tak pernah ketemu. Atala mencari ke gereja tapi tidak ada." Atala sudah menangis. Suster Maria kaget karena Atala mencarinya. "Aku selalu meminta pada Allah agar mempertemukan Aku dengan kamu lagi." Atala terisak. Suster Maria mengusap airmata Atala lembut. Suster Maria dan Suster Joan tak dapat menahan air matanya. "Kenapa Atala mencari Suster Maria?" Tanya Maria. "Suster Maria tahu kan? Wajah Suster sangat mirip dengan Mama. Adik-adik Atala sangat merindukan Mama. Vita sakit-sakitan terus karena menahan rindu sama Mama." Jelas Atala yang masih terisak. "Lalu dimana Adik-adikmu." Tanya Suster Maria. "Ada... Mereka satu sekolah dengan Atala. Sis tunggu disini ya, Atala mau panggil Adik-adik Atala. Suster jangan pergi. Atala mohon." Kata Atala. Maria mengangguk. "Ya Sayaaang... Saya akan menunggumu disini." Atala langsung berlari keluar ruangan guru. Dia mau menjemput Twins di kelas. Karena Twins selalu istirahat di dalam kelas. Atala terlihat ngos-ngosan. "Twins...!" Panggil Atala. "Kakak..??!! Ada apa? Kok lari-larian." Tanya Lita. "Sebaiknya Kalian ikut Kakak. Kalian pasti sangat senang. Ayooo..." Ajak Atala tak sabar. Twins yang heran mengikuti saja kemauan Kakaknya. Atala mengganteng tangan Twins. Dan sedikit berlari ke ruangan Guru SMP.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD