Si Putih Bab 21 : Masih Sakit Nadine pamit pulang usai menemaniku makan siang, aku semakin mencintainya dan ingin segera menghalalkan hubungan kami. Dia juga sudah tak marah lagi denganku, senang rasanya bisa memulai kembali hubungan yang sedari lama kuinginkan ini. Aku kembali ke kamar saat kepala ini mendadak terasa sakit, entah efek terlalu bahagia atau apalah. Aku harus segera berbaring dan berharap sakit ini segera mereda. Ya Tuhan, sakitnya semakin menjadi saja, sehingga tak sadar mulut telah berteriak. “Maaf, Mas … ada apa? Maaf … saya lancang masuk, soalnya … takut Mas Hamid kenapa-kenapa …. “ Bik Onah datang bersama suaminya—yang bertugas sebagai satpam merangkap tukang kebun itu. “Bik … kepala saya sakit …. “ jawabku lirih. “Saya akan segera menelepon Bu Rossa kalau begitu.