Why

1041 Words
Halo pagi teman - teman. Maaf ya kemarin malah up dua kali gak tau kenapa error padahal set waktu nya udah bener, next time aku bakal lebih teliti lagi kok. Heheh selamat membaca kaliann. Semoga sukaa ***** Tidak lama kemudian pesanannya pun datang, baru saja ojek online itu meninggalkan halaman rumah, dan Kinan telah masuk ke dalam rumahnya. Tiba - tiba Kinan merasa mual sendiri saat melihat bubur yang ia telah sajikan di atas meja makan. Berkali - kali ia keluar masuk kamar mandi hanya karena ia merasa mual setelah melihat bubur tersebut. "Ya allah ini aneh banget" desis Kinan Kinan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, kemudian tanpa sadar ia terlelap hingga pagi. Saat bangun, Kinan merasa seluruh tubuhnya sakit, terlebih pegal pada punggungnya. Kemudian ia melirik ke samping, ternyata Kinan berada di kamarnya. "Tunggu sebentar... perasaan aku tidur di sofa deh semalam? Kok aku bisa di sini?" Tanya Kinan dalam hati, ia sudah mulai takut dengan keadaan. "Apa jangan - jangan hantu?" Tanya Kinan, lagi. Tiba - tiba, pintu kamar mandi terbuka, menunjukan suami nya yang baru saja habis mencuci muka. Kinan nampak kaget melihat kehadiran Pras . "Udah bangun non" Sapa Pras kepada istrinya sembari mengusap wajahnya dengan sebuah handuk kecil Kinan mengangguk. "Mas Pras, kok datengna cepet banget? Bukannya nanti sore ya?" Tanya Kinan Pras menggeleng "Surprise non" jawab Pras Kinan berdiri, kemudian ia berlari kecil menuju suaminya, lalu ia memeluk suaminya itu dengan penuh rasa rindu, entah mengapa, rasanya Kinan begitu rindu dengan suaminya itu, padahal mereka hanya berpisah selama 3 hari 2 malam saja. "Apa kabar non?" Tanya Pras "Baik, cuma mual aja mas" Jawab Kinan tanpa melepas pelukan suaminya itu "Serius?" Tanya Pras, Prasetyo sendiri agak ragu, melihat kondisi istrinya yang nampak tidak baik-baik saja membuatnya seakan - akan tidak percaya dengan pernyataan 'baik - baik saja' dari Kinan Kinan mengangguk "Kamu pucet gitu, gapapa?" Tanya Pras dengan ekspresi nya yang begitu khawatir akan keadaan istrinya itu "Iya gapapa mas, sarapan dulu yuk" jawab Kinan. Pras mengangguk kemudian ia mengekori istrinya turun ke bawah untuk sarapan bersama Saat baru saja mereka hendak sarapan bersama, tiba - tiba bell pintu rumah berbunyi, mereka masih sempat saling bertatapan satu sama lain sebelum Pras beranjak dari kursi nya kemudian ia membukakan pintu untuk orang yang bertamu ke rumah mereka. Lama tidak kembali ke dapur, Kinan pernasaran sendiri dengan apa yang di lakukan oleh suaminya itu, sehingga ia mematikan kompornya kemudian menyusul Pras ke ruang tamu. Saat hendak menyapa orang yang datang bertamu ke rumah mereka, Pras yang saat itu baru saja menutup pintu rumah justru kaget melihat kehadiran Kinan yang secara tiba - tiba muncul di belakangnya "Siapa mas?" Tanya Kinan "Tukang koran non" jawab Pras, kemudian ia berlalu melewati Kinan yang masih berdiri, menatap pintu rumah yang baru saja Pras tutup Kinan mengikuti suami nya itu dari belakang, sebenarnya Kinan sedikit penasaran dengan tukang koran yang membuat suaminya meninggalkan meja makan hampir dua puluh menit lama nya. "Koran apa mas yang sampai dua puluh menit?" Tanya Kinan sembari duduk di depan Pras "Koran yang biasa non" Jawab Pras sembari menggaruk hidungnya yang tak gatal. Kinan tau, bahwa suami nya itu berbohong. Namun Kinan menyembunyikannya ia tidak ingin bertengkar sepagi ini dengan suaminya Seperti biasa, Kinan berangkat ke kantor seperti biasa, hanya saja kali ini ia tidak di antar oleh Pras, entah kenapa pagi tadi Pras tidak menawarkan diri untuk mengantar Kinan menuju kantor. Kinan merasa aneh bahwa ada yang aneh dengan suaminya itu, namun Kinan menahan dirinya sendiri untuk tidak bertanya, sebab ia sendiri merasa segan untuk bertanya bahkan kepada suaminya sendiri "Lo kenapa deh nan?" Tanya Salsa saat melihat sahabatnya sedang termenung menatap layar laptop tanpa melakukan apa - apa "Ah? Engga. Gapapa, lagi kerja nih" Jawab kinan. Salsa tentu saja tidak percaya dengan apa yang sahabatnya tersebut katakan Salsa lantas duduk di depan Kinan kemudian menyerahkan setumpuk dokumen "Hari ini ada meeting sama client, tapi meeting nya di luar, gak disini, lo mau pergi, apa gua yang gantiin?" Tanya Salsa. Kinan sejenak berpikir "Gua aja deh, lagian kerjaan gua juga" Jawab Kinan. Salsa mengangguk, kemudian ia berdiri namun sebelum beranjak dari tempat itu,ia menepuk pundak Kinan terlebih dahulu "Kalau butuh sesuatu, tell me ya" Ucap Salsa kepada Kinan yang hanya di balas anggukan oleh Kinan Sesaat setelah Salsa keluar dari ruangan Kinan, Kinan langsung bergegas pergi menuju salah satu tempat yang di mana meeting nya akan di laksanakan. Sesampainya si sana Kinan masih harus menunggu dulu karena Client meeting nya terjebak macet dan Kinan harus menunggunya beberapa menit. "Sorry yaa mbak, kami lama" Ucap seseorang yang suaranya nampak tidak asing untuk Kinan. Kinan segera berbalik, kemudian menatap seseorang yang datang. Kinan nampak sedikit kaget karena yang datang adalah Erin, gadis yang kemarin datang ke rumah nya untuk mencari suami nya. "Kinara?" "E..rin?" Mereka berdua nampak tidak asing satu sama lain, Kinan langsung berdiri, kemudian menjabat tangan Erin sebagai bentuk penghormatannya kepada client. "Gak nyangka ya kita ketemu di sini" Ucap Erin Kinan mengangguk dan tersenyum "Gak nyangka ya, kamu kerja di bidang ginian juga, aku kirain kamu model" Ucap Kinan, memang benar adanya, bahwa awalnya ia mengira Erin adalah seorang model. Melihat tubuh nya yang tinggi semampai, serta memiliki badan dan juga kulit yang bagus, serta wajah yang mendukung selayaknya model membuat Kinan kala itu sangat yakin bahwa Erin adalah seorang model. "Ahh enggak laah, kamu nih , berlebihan banget" Jawab Erin sembari menutupi dirinya yang sedang malu "Yaudah , kalau gitu , kita mulai aja ya" Ucap Kinan yang di balas anggukan oleh Erin. Setelah meeting, bertepatan dengan jam pulang kerja, membuat Erin berhasil mengajak Kinan untuk mampir dulu ke sebuah toko kue yang baru saja launching di dekat tempat meeting mereka tadi "By the way, Pras sekarang ada di mana?" Tanya Erin, sesaat setelah mereka duduk di sebuah kafe yang tadi di pilih oleh Erin "Ada kok, kenapa?" Jawab Kinan "Gapapa, pengen tau aja, udah lama gak ketemu pengen ketemu aja sama dia sekarang, kamu kan tetanggan sama dia ya dulu, pasti lebih tau dia dong di banding aku" "Eh... iyaa" Menurut Kinan, ada yang aneh dari Erin. Gadis itu terus - terusan membahas Pras sejak tadi, padahal Kinan sudah beberapa kali mengalihkan pembicaraan mereka untuk membicarakan orang lain tapi tetap saja Erin terus - terusan membahas Pras. "Kamu suka ta sama mas Pras?" Tanya Kinan sesaat setelah Erin menceritakan bagaimana kedekatannya ia dengan Pras "Nah itu dia nan, dulu dia pernah nembak aku, tapi belum ku jawab. Nanti aja deh jawab nya heheh" Kinan memanas sendiri karena ucapan Erin, namun sebisa mungkin ia bersikap biasa saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD