When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sudah tiga malam berlalu, saat malam kedua dilalui, Tata masih saja mimpi buruk dan selalu saja mimpinya itu sama. Ayah memutuskan setiap malam Tata minum air partikel doa yang memang sudah disiapkan sebelumnya. Alhamdulillah, sudah tiga malam terlewati dan Tata bisa tidur dengan tenang. Ara jadi tak khawatir tidur bersama sahabatnya itu. Memang, Tata sudah bisa tidur nyenyak saat malam dengan bantuan air doa. Tapi, siang hari setiap kali ditinggal sebentar dan keadaannya sedang melamun, ia pasti langsung akan berteriak histeris. Terus berulang-ulang ia berteriak mengatakan hal yang sama. Hingga saat ini, Tata terpaksa harus hidup dengan obat penenang. Entah sampai kapan ini berakhir yang jelas, sementara waktu itu memang yang Tata butuhkan obat penenang. Gadis itu seperti sudah kecandua