When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mereka kembali pulang ke rumah Ara untuk merencanakan acara selanjutnya. Membawa Om Andi ke hadapan keluarga Jamal dengan harapan benar-benar berjanji akan bertanggung jawab pada keluarga tersebut. Keluarga memperhatikan itu memang sangat membutuhkan bantuan dari Om Andi dan harus tepat janji. "Kupikir, kehidupan seseorang itu jauh dari kata layak itu hanya ada di dalam sinetron, tapi ternyata aku salah. Beberapa waktu yang lalu, aku sendiri melihat bahkan menyaksikan sebuah kesedihan berbalut penderitaan yang sangat mengenaskan," ucap Ara menatap satu persatu orang yang berada di dalam ruang keluarga itu. "Itulah hidup, ada yang sangat kaya raya, biasa saja, miskin bahkan terlalu miskin. Salah satunya keluarga Jamal, mungkin bisa dibilang terlalu miskin. Untuk rumah saja, bahkan tak pan