Bab 03. Gadisku+

1010 Words
Tap. Tap. Tap. Langkah kaki yang memasuki rumah tempat dikurungnya Tania— gadis Ken yang hampir saja menikah dengan Kevin, adik Ken sendiri. Ken tidak akan pernah membiarkan Tania— kesayangannya menjadi milik orang lain termasuk adiknya sendiri. Ken membuka pintu kamar. Ia menyeringai melihat suasana kamar yang remang-remang dan minim cahaya. Di atas ranjang sana, Tania yang berbaring dalam keadaan meringkuk. Hmm… Ken mau menerjang Tania dan membuat Tania menjadi miliknya seutuhnya. “Sayang…” Suara berat dan datar di dengar oleh Tania, membuat gadis itu perlahan membuka matanya. Ia terkejut melihat siapa yang ada di depannya. Namun setelahnya ia tersenyum lebar melihat Kak Ken-nya yang berdiri di depannya sekarang. Kak Ken pasti mau menyelamatkan dirinya dari sini. Tania tahu, kalau ia pasti ditemukan di sini dan dibawa pulang ke rumah setelah ini. “Kak Ken! Hiks! Kak Ken mau menyelamatkan Tania? Kak Ken tahu Tania di sini?” Tania langsung memeluk Ken. Ken membalas pelukan Tania, mengusap punggung Tania lembut. Ken memejamkan matanya, merasa nyaman saat dirinya memeluk adik sepupunya ini. Apalagi kalau dia bisa memiliki Tania sekarang juga. Hmm… maka dia tambah senang untuk memilikinya. “Kak Ken! Ayo, kita pergi sekarang. Tania tidak mau di sini dan Kevin! Bagaimana keadaan Kevin. Tania mau melanjutkan pernikahan dengan Kevin. Ayo, bawa Tania pulang. Agar pernikahan Tania dan Kevin bisa dilaksanakan lagi.” Rahang Ken mengeras mendengar apa yang dikatakan oleh Tania barusan. Ia mendorong tubuh Tania kasar ke atas ranjang dan--- SRAKKK! Ken menyobek pakaian Tania kasar. Kini gadisnya itu sudah tidak memakai sehelai benangpund di depannya. Ken menyeringai melihat wajah takut Tania dan juga bingung Tania. Ken tidak suka Tania menyebut nama Kevin dan mau menikah dengan Kevin. Sialan! Tania itu miliknya. Tania itu gadisnya. “K-kak Ken apa yang kau lakukan?” tanya Tania menutup tubuhnya dengan keedua tangannya. Ia bingung apa yang dilakukan oleh Ken, dan kenapa wajah lelaki yang biasanya begitu sayang padanya berubah menjadi tajam dan datar begitu menakutkan sekali. “Apa yang aku lakukan? Hm… kau itu gadisku Tania. Kau mau tahu sayang?” tanya Ken, mengusap dua bukit kembar Tania yang ditutupi oleh Tania dengan lengannya. Ia menyingkirkan tangan Tania dari bukit kembar yang begitu ingin sekali dilihat olehnya lalu menyentuhnya. “Kau itu punyaku sayang. Kau mau tahu sesuatu?” tanya Ken menyeringai. “Yang menculik dan membawa dirimu ke sini adalah aku. Kak Ken-mu yang begitu kau sayang dan kau hormati, yang juga kau anggap baik sayang.” Tawa Ken menggelegar melihat Tania yang terkejut dan air mata sudah menetes di pelupuk mata gadisnya itu. “Kenapa sayang? Kau terkejut dan tidak menyangka hmm?” tanya Ken, mendekatkan wajahnya pada p******a Tania tapi Tania mendorong wajahnya kasar. “KAU BUKAN KAK KEN! KAU IBLIS YANG MENYAMAR MENJADI KAK KEN!” teriak Tania menatap tajam pada lelaki di depannya. Ken terkekeh sinis. Lalu membuka pakaiannya perlahan. “Ya, aku memang iblis sayang. Kau selama ini tertipu oleh Ken yang manis dan seolah tidak tertarik padamu sayang. Namun kau salah. Aku adalah Ken Gerald Orion, mencintai dirimu sayang. Aku mencintai anak dari Vander Orion, lelaki yang menjadi sepupu ayahku.” Tukas Ken, menatap pada paha mulus Tania. Tania menggeleng. “Kak, ini salah. Kita tidak bisa bersama. Tania cinta pada Kevin. Tania tidak cinta pada Kak Ken. Tania hanya anggap Kak Ken itu kakak Tania. Orang yang menjaga Tania.” “PERSETAN! KAU MILIKKU!” Ucap Ken menjepit pipi Tania dengan kedua jarinya. Tania meringis kesakitan. Ia menatap Ken yang memasukan sebuah pil ke dalam mulutnya. “Telan.” Perintah Ken tidak mau dibantah. Tania dengan terpaksa menelan pil itu. Tania meraup napas sebanyak mungkin setelah Ken melepaskan kedua jarinya di pipi Tania. Ken mengambil tali dan mengikat tubuh Tania di ranjang. Ken mengambil kursi dan duduk menatap datar Tania yang ada di depannya sekarang. “Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam…” Tania mencoba untuk merontah dan tidak peduli dengan Ken yang sedang menghitung dan apa yang dilakukan oleh lelaki itu. Ia harus melepaskan ikatannya dan kabur dari sini. “Panassshhhh… ashhhh… panashhhhh….” Ucap Tania merasakan tubuhnya yang panas dan gerah. Padahal AC dalam kamar sudah menyala. Kenapa dia merasakan panas dan gerah padanya sekarang. Tania juga merasakan keinginan dirinya yang mau disentuh. Hembusan angin dan sejuknya AC yang menyentuh kulit telanjangnya, membuat Tania gelisah dan merasakan bagian bawahnya yang basah. “Ashshhhhh… tolonghhhh… ini panashhh…” Tania menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Ken menyeringai sinis melihat Tania yang berteriak panas. Obat perangsang yang dia berikan pada Tania ternyata sudah mulai bekerja. Ken berdiri dari tempat duduknya, berjalan mendekati Tania yang masih gelisah dan berusaha untuk melepaskan ikatannya. Ken mengambil tongkat yang ujungnya terdapat bulu halus. Lalu ia mengusapkan bulu yang di tongkat ke badan Tania. Tubuh Tania menggelinjang, dan suara desahan dari Tania terdengar di telinga Ken. Ken tertawa kecil, mainannya ini sangat menyenangkan sekali ternyata. “Teruslah mendesah sayang. Ayo! Kau harus memohon juga padaku sayang. Agar aku menyentuh dirimu sayang.” Ucap Ken. Tania menggeleng dan air mata sudah menetes begitu deras di pelupuk matanya. Ia tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan mendapatkan pelecehan dari kakak sepupu, yang begitu dihormati dan disayangi olehnya. “Ashhh…” Tania mendesah ketika tongkat itu menyentuh bagian intim Tania. Ken dengan sengaja menekan tongkat itu agar sedikit masuk ke dalam bagian intim Tania. Ken menarik tongkatnya, lalu ia menatap pada bulu yang sudah basah oleh cairan Tania. “Hmm… sudah basah sayang. Kau lihat, bulu ini basah oleh cairanmu. Lubangmu ini minta untuk dimasukan oleh benda keras dan membuat panas di tubuhmu itu hilang sayang.” Tangan Ken kurang ajar menyentuh bagian intim Tania. “Ashhhh… Kakh… Janganhhh…” Tania menggeleng, dan tidak mau Ken merendahkan dirinya. “Hiksh… janganhhh….” Ucap Tania kembali. “Jangan? Tapi milikmu sangat basah sekali Tania. Jangan menjadi munafik gadisku. Kau itu punyaku sekarang, bukan punya Kevin. Pinta pada Kak Ken-mu ini sayang. Untuk disentuh dan dipuaskan.” Bisik Ken di telinga Tania sembari tangannya meremas kasar p******a Tania. Tania menangis dan berusaha melawan rasa panas di tubuhnya. Mama… Papa… tolong Tania…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD