Lima

827 Words
Amara memandangi tubuhnya di depan cermin. BH dan celana dalam yang baru di belinya dari Mall di sebelah hotel tadi melekat seksi dan pas pada tubuh mungilnya. Dia biarkan rambut hitam panjangnya tergerai bebas. Sejenak Amara memperhatikan raut wajahnya dan mengumbar senyum tipis. Diambilnya lipstik warna merah dari dalam tas kecil, lalu segera dipolesnya bibirnya pelan. Parfum disemprotkan di beberapa bagian tubuhnya. Pasti Santoso akan semakin b*******h malam ini, pikir Amara. Masih memandangi tubuhnya yang molek, menggoyang-nggoyangkan sedikit pinggulnya entah kenapa Amara merasa sangat seksi dan b*******h. Apa karena ia sudah lama tidak berhubungan s*x dengan suaminya? Atau memang karena gairahnya yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun? Belum sempat ia mendapatkan jawaban, seseorang mengetuk pintu hotelnya TOK TOK TOK Amara segera bergegas, mengintip dari lubang pintu lalu membukakan pintu. Seorang laki-laki muda berumur dua puluhan berdiri di sana. Laki-laki yang tak lain Santoso itu mengukir senyum saat melihat Amara berdiri di depan matanya dengan pakaian yang sangat seksi. "Kamu seksi sekali, sayang," ucapnya sambil mengecup bibir Amara pelan. Santoso memandang Amara dari atas ke bawah. Gadis cantik itu menatap balik Santoso. "Belum pernah aku melihat wanita seseksi kamu. Nafsuku langsung naik ke ubun-ubun, sayang. Kamu terlihat seperti model-model dari Victoria's Secret. Begitu seksi dan erotis!" Santoso langsung menarik tubuh Amara jatuh ke dalam pelukannya. Amara tertawa kecil. Santoso langsung menghujaninya dengan ciuman-ciuman kecil ke leher dan pundaknya. Amara hanya melenguh pelan. Santoso menjelajahi tubuh Amara. Diremasnya p******a Amara yang menyembul manja. "Ohh Santoso ..." desis Amarah pelan sambil meremas bagian intim Santoso yang ia rasakan mulai berkedut dan membesar sedikit demi sedikit. Santoso melepas satu persatu baju dan celana panjangnya sembari terus menggerayangi tubuh Amara. Diangkat dan digendongnya Amara dan diletakkannya pelan tubuh mungil gadis itu diatas ranjang. Tanpa menunggu babibu lagi, Santoso langsung melumat bibir merah Amarah. Gadis itu membalasnya dengan beringas. Lidah mereka bertemu dan menari-nari kesana kemari. Pelan tapi pasti Santoso melucuti BH Amara. Dua bauh gunung kembar itu menyembul merekah sungguh menarik perhatian. Dengan cekatan Santoso memainkan p****g berwarna merah muda dengan kedua tangannya. p****g itu semakin mengeras. "Ohh...aahhh ..." Amarah mendesis keenakan tatkala Santoso melahap p****g itu dan menyesapnya dalam-dalam. "Oh nikmat sekali, Amara. Kamu sungguh luar biasa!" ucap Santoso masih mencium dan menjilati p******a Amara. Gadis itu menggelinjang penuh gairah. Kedua tangannya menggapai-nggapai dan meremas sprei ranjang menahan kenikmatan yang tiada tara. Tangan Santoso turun ke arah v****a Amara, dua jarinya masuk menerobos celana dalam Amara. Dielus-elusnya sesuatu yang menyembul dan kenyal disana. Amarah mendesah panjang. "Oh Santoso ..." Vagina itu sudah sedikit basah, Santoso makin agresiv saja menggerakkan kedua jarinya disana. Amara menggelinjang seperti cacing kepanasan. "Terus sayang, terus ... oohh nikmat! Lebih keras sayang," titahnya memohon. Sambil menciumi dan menjilati p******a Amara, Santoso bergerak pelan. Dibukanya celana dalam Amara. Sebuah pemandangan yang menggairahkan terpampang didepannya. v****a Amara yang sudah berlendir menganga lebar siap untuk dimasuki kontolnya. Tapi Santoso masih menahan diri. Diciumnya pelan v****a yang sedikit berambut itu, tipis namun beraturan ... terlihat makin seksi. "Oh my God, Santoso! Please lick it, babe!" Tanpa menunggu perintah yang kedua kalinya, Santoso langsung menjilati lubang kenikmatan Amara. Gadis itu langsung merem melek merasakan sensasi yang ditimbulkan. Lidah Santoso dengan cekatan menjilati k******s mungil Amara. Santoso terlihat sangat menikmatinya. Sekali-kali dimasukkkannya satu ujung jarinya ke dalam lubang kenikmatan itu, membuat Amara merintih keenakan. Dihisap dan dijilatinya cairan yang keluar dari v****a Amara, rasanya benar-benar nikmat. Gadis itu hanya meronta-ronta supaya Santoso melanjutkan aksinya. Santoso mengangkat sedikit b****g Amara, sehingga kini lubang anal Amara tepat ada di depan mukanya. Amara sedikit kaget dan hendak mengatakan sesuatu namun tak jadi karena Santoso sudah lebih dulu menjilati lubang analnya. Sensasi yang ditimbulkan benar-benar beda, Amara belum pernah merasakannya. Dia kembali merintih keenakan. "Boleh aku masukin kontolku nanti ke lubang pantatmu, sayang?" tanya Santoso pelan sambil menjilati lubang dubur itu. "Tapi sayang?" Amara sedikit ragu-ragu. "Kamu nggak mau kalau kamu hamil karenaku kan? Jalan satu-satunya hanya lewat sini," kata Santoso lagi. "Tapi pelan-pelan ya sayang. Aku belum pernah melakukannya." Santoso mengangguk pelan sembari melepas celana dalamnya sendiri. Diangsurkannya k****l jumbonya yang sudah tegak berdiri siap ditembakkan ke arah Amarah. Dengan sigap Amarah mengulum k****l Santoso. Hampir saja Amara tersedak karena sodokan Santoso. Lelaki itu benar-benar kesetanan. Dengan telaten Amara memberi blow job pada Santoso. Pria itu menikmatinya dengan menutup mata. Hanya desahan-desahan kecil yang keluar dari mulutnya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Santoso membalik tubuh Amara dan menusukkan k****l jumbonya ke lubang anal Amarah. Gadis itu berteriak kaget namun Santoso membekap mulutnya. Digoyang-goyangkan pantatnya pelan membuat sebuah irama, k****l Santoso menyodok kesana kemari membuat Amara terbang ke langit ke tujuh. Lambat laun lubang anal Amara terbuka dengan sendirinya. Gadis itu sangat menikmati sensasi s*x anal untuk pertama kalinya. "Oh Santoso ... lebih kenceng sayang," kata Amara sambil tangannya memainkan sendiri klitorisnya. "Sempit sekali lubang p****t kamu. Nikmat tiada tara!" pekik Santoso terus menggoyang Amara. "Oh sayang, aku keluar sekarang. AAhhhh..." Amarah berteriak mencapai klimaks. "Aku juga mau keluar sayang!" tubuh Santoso mengejang dan CROT CROT CROT Cairan s****a itu muncrat ke dalam lobang anal Amara. Keduanya ambruk bersimbah keringat. "Aku ingin kita terus bisa seperti ini, Santoso." Santoso tersenyum lalu mengecup kening Amara.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD