65

263 Words

Undine tersenyum padaku, “Bagus, ibumu pasti bangga padamu. An, kamu jangan sedih. Kelak semuanya pasti berkumpul kembali. Waktu sekarang ini hanya menguji kita, jadi jangan khawatir dan jangan sedih.” “Ya, baiklah jika itu yang kakak Undine katakan maka aku tidak akan khawatir dan tidak sedih!” Undine menganggukan kepala dan dia mengelus- elus rambutku.   Tiba- tiba terdengar suara Kakak Hezky yang berteriak memanggilku. Kami mendengarnya. Saat itu lah perpisahan dimulai, perpisahan antara aku dengan Kakak Undine. “An, Kak Undine pergi dulu. Jaga dirimu ya?” “Ya kak, kakak juga!” Kak Undine tersenyum manis padaku, lalu tubuhnya perlahan- lahan menghilang. Tubuh itu berubah menjadi kelopak bunga dan terbang dibawa oleh angin menuju luasnya danau ini. Aku hanya tersenyum manis meliha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD