When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kemudian mamaku pergi bersama manajer mall, dan orang – orang penting lainnya. Lalu aku pergi bersama dua pria ini mengelilingi mall. Aku tidak menyangka mama memberikanku kelongaran saat bersama mereka, aku menduga mama lebih percaya padaku di bandingkan dengan ayah. Dulu ketika aku masih diperguruan, dan bersama mereka berdua. Ketika ayahku datang, ayahku selalu menguntit perbincangan kami. Dia seperti ibu- ibu yang mengkhawatirkan anaknya, ya seperti itu lah ayahku. “An, kita akan pergi kemana?” tanya Hezky dengan senyum manisnya. “A-apakah ini sungguh kamu?” tanya Won tak bergerak sedikit pun. Ia senang tetapi tak percaya akan sekarang ada teman masa kecilnya disini. Aku pun menatap Won, dia benar- benar Won seperti dulu. Tingkahnya dan tak pernah terduga olehku. “Apa maksudmu men