When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Tidak ada apa-apa, kamu yakin mau mencarinya di tempat yang luas ini?” Langkahku terhenti begitu mendengar apa yang dikatakannya, aku mengerti sekarang. Aku tidak mungkin mencari pria itu di tempat yang luas ini. Aku pun segera melihat ke arahnya. “Kalau begitu hubungi dia, kamu pasti punya nomor ponselnya kan?” Hezky tersenyum manis padaku, “Ya baiklah, tapi bagaimana kalau kita duduk dulu atau membeli minuman. Aku haus nih!” “Hubungi dia sekarang!” ucapku meminta sembari menatap tajam dirinya. “Hahaha... ya baiklah!” ucapnya tertawa dengan menyimpan rasa takutnya. Hezky pun mulai menghubungi Won dengan ponselnya, sementara aku menunggu disini. Tidak lama kemudian ponselnya terhubung. “Cepatlah kemari, kamu melewatkan kami berdua. Kami menunggumu di lantai dua” ucap Hezky yang