Kudekati Nyonya besar yang duduk di sofa itu, sementara di sampingnya adalah ayah. Aku tidak duduk di sofa, aku langsung berlutut di depan Nyonya besar sembari memperhatikan senyumku. “Nyonya besar, maafkan saya. Saya rasa tidak baik diantara kita saling bermusuhan. Saya disini memang tidaklah lama, dan saya tahu ayah saya telah menikah denganmu. Nyonya besar ijinkan saya mengobati lukamu. Setelah itu kita akan membicarakan sesuatu yang penting, hanya antara ibu dan anak. Bukan antara ayah dan anak!” Ayah yang mendengar hanya bisa menarik napas panjang dan menggelengkan kepala. Nyonya besar melihatku, ia menoleh ke arah ayah. Ia pun menjawab, “Ya, baiklah. Kamu boleh mengobatiku, dan kita akan membicarakan hal penting hanya antara ibu dan anak” jawabnya sembari mengulurkan tangannya pad