Part 10

1345 Words
Dengan mengendarai motor maticnya, inilah kebiasaan Amora setiap paginya dua tahun lebih belakangan ini mengantar dan menjemput kedua anaknya sekolah. Amora selalu menjadi pusat perhatian para orang tua siswa yang juga mengantar anak mereka sekolah. Bagaimana tidak Amora yang sekarang dan Amora yang dulu begitu berbeda. Awal Amora mendaftarkan Lea dan Leo masuk SD orang-orang menyangka kalau dia adalah kakak si kembar. Saat itu dia mengenakan celana jins ketat dengan atasannya kaos berwarna putih dengan motif bunga-bunga, rambut panjang bergelombangnya dia gerai dengan sebuah bando polkadot dia atasnya. Dan itu bukanlah penampilan seorang ibu beranak dua dia terlihat seperti gadis SMA. Oke kembali ke sekarang. Amora hanya tersenyum menanggapi sapaan para orang tua siswa lainnya. "Sudah sampai masuklah dan belajar dengan baik turuti kata ibu guru dan jangan berantem oke" kata Amora sambil merapikan kembali seragam Lea dan Leo  " Oke mami. Mami hati-hati dijalan" jawab si kembar serempak sambil mencium tangan Amora. Amora menunggu sampai kedua anaknya masuk kedalam dan berbaur dengan siswa lainnya. Dia berdoa semoga anak-anak nya diberi kemudahan dalam pelajarannya. Amora menaiki motornya dan menyalakan mesin, saat Amora hendak meninggalkan sekolah tersebut dia mendengar seseorang memanggilnya . "Ibu Amora!". Amora melihat kebelakang dan ternyata itu adalah ibu Maria wali kelas Lea dan Leo.  "Bu maria. Ada apa ya?" Tanya Amora dengan bingung, karna setaunya anak-anaknya tidak punya masalah di sekolah.  "Apa boleh kita bicara sebentar bu? Ada hal penting yang harus saya sampaikan". "Baiklah". Amora memarkirkan motornya dan mengikuti langkah Bu Maria. "Silahkan duduk Bu amora"  Amora duduk dan menunggu Bu Maria  meletakkan beberapa tugas siswa yang dibawanya tadi. " Begini Bu Amora, beberapa hari yang lalu kami melakukan seleksi untuk siswa yang bisa memainkan alat musik dan juga siswa yang bisa bernyanyi.  Dan setelah melakukan beberapa kali seleksi pilihan kami jatuh pada Lea dan Leo. Apa mereka belum menyampaikannya pada abu Amora?". Jelas dan tanya bu Maria menyampaikan tujuannya  "Ya mereka memang mengatakan kalau mereka menang lomba musik tiga hari yang lalu. Apa ada masalah dengan anak-anak saya Bu?". Tanya Amora tidak sabar.  Bu Maria tersenyum menenangkan. "Tidak ada masalah Bu". "Lalu". " Mereka berdua akan kami kirim ke Jakarta untuk perwakilan dari sekolah ini di tingkat sd. Dalam rangka menyambut ulang tahun SADEWA GRUP.  Dan nanti mereka juga masih akan di seleksi di sana, karena hanya akan ada satu penampilan saja dari setiap tingkat sekolah". Amora menggelengkan kepalanya dia pasti salah dengar. Tidak mungkin 'SADEWA GRUP' ada kaitannya dengan sekolah ini. " Apa tadi ibu mengatakan SADEWA GRUP". Amora memastikan pendengarannya. semoga saja dia salah dengar pikirannya. "Iya ibu tidak salah dengar". Kata Bu Maria tersenyum maklum. Dia berfikir Amora pasti senang anak-anaknya ikut berpartisipasi dalam perayaan perusahaan terbesar di Indonesia ini. "Tapi apa kaitan sekolah dengan perusahaan itu?". Tanya Amora tanpa perlu menyebutkan nama perusahaan tersebut. "Sekolah ini adalah milik SADEWA GRUP Bu Amora. Apa anda tidak tahu?". Amora menggeleng, seharusnya dia lebih mencari tahu dulu tentang sekolah ini. Bukannya langsung mendaftarkan Lea dan Leo walaupun tau kalau sekolah ini adalah sekolah paling bagus di Bali. Sekarang apa yang harus dia lakukan kalau sudah begini. Stelah lama terdiam Amora kemudian berkata. "Bu Maria Anda bisa mencari peserta lainnya saja. Saya tidak bisa mennemani anak-anak saya pergi ke Jakarta dalam waktu dekat. Ada banyak hal belum saya selesaikan". Kata Amora berusaha menjelaskan. Dia juga berpikir untuk memindahkan Lea dan Leo dari sekolah ini. Amora tidak mau mengambil resiko jika suatu saat Nicholas berkunjung ke sekolah ini dan bertemu dengan anak-anaknya. Walaupun intensitas pertemuan mereka hanya satu banding seribu. "Tapi Bu Amora kami sudah mengirimkan nama dan juga surat-suratnya kekantor pusat. Lagi pula jika mereka berhasil tampil di acara puncak perayaan Ulang tahun perusahaan itu, mereka akan dibebaskan dari semua biaya sekolah hingga lulus SMA". "Saya masih sanggup membiayai sekolah mereka hingga perguruan tinggi Bu maria". Amora tersinggung dengan kata bu Maria tentang biaya sekolah. "Dan maaf saya rasa saya harus melewatkan kesempatan ini".tambah Amora dan bersiap untuk pergi. Seolah sadar dari perkataannya Bu Maria buru-buru meluruskan. "Maaf kalau Bu Amora tersinggung . Bukan begitu maksud saya. Kami dari pihak sekolah memohon agar Bu Amora mempertimbangkannya. Ini adalah momen sekali setahun. Atau bagaimana kalau Bu Amora juga bertanya kepada Lea dan leo. Dan kalau mereka memang tidak bersedia mau tidak mau kami akan mencari penggantinya. Sekali lagi mohon dipertimbangkan Bu Amora". Kata bu Maria mencoba bernegosiasi. "Baiklah saya akan tanyakan pada anak-anak saya dulu dan akan saya kabari besok. Saya pamit dulu bu Maria permisi". Amora melangkah meninggalkan ruangan Bu maria. Sementara Bu Maria beharap Amora mau membawa Lea dan Leo untuk di seleksi lagi di Jakarta. *** Amora memarkirkan motornya di garasi rumahnya, kemudian pergi ke toko bunga yang ada di samping rumahnya itu. Dia melihat ada Valerie yang sedang melayani pembeli di dalam tokonya. Amora bergegas menghampiri sahabatnya itu. "Sejak kapan kau berada disini?". Tanya Amora sambil melemparkan senyum sopan kepada pelanggan yang kebetulan melihat kearahnya. "Sejak setengah jam yang lalu". Jawab Valerie kemudian memanggil Yuna untuk menggantikannya melayani pembeli tadi. "Ayo kita bicara didalam ruangan ku".  Amora membawa Valerie keruangannya melalui pintu yang berada dekat dengan meja kasir. "Duduklah" Amora mempersilahkan duduk sahabatnya itu. Dan dia juga ikut duduk di hadapan Valerie. "Tidak biasanya kau pulang jam segini dari sekolah anak-anak". Kata Valerie memulai pembicaraan. " Tadi aku berbicara sebentar dengan wali kelas Lea dan Leo. "Apa Mereka membuat kesalahan". "Tidak". Valerie mengernyit "Lalu. Apa yang kalian bicarakan?". "Tentang Lea dan Leo yang menang lomba musik. Aku bukannya sudah memberitahukan mu kemarin?". "Iya, tapi kenapa dibicarakan lagi bukannya sudah selesai". Amora menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskan nya dengan kasar.  "Apa yang terjadi?". Tanya Valerie. dia khawatir sesuatu yang buruk terjadi melihat ekspresi yang Amora tunjukan. Amora lalu menceritakan apa yang dia bicarakan dengan Bu Maria tadi pagi. Dia juga minta pendapat Valerie tentang itu. "Menurut ku itu baik. Lea dan leo juga sepertinya akan senang. Tapi melihat reaksi mu, sepertinya kau tidak setuju". Kata Valerie setelah mendengar cerita Amora. "Tentu saja aku tidak setuju. Ini adalah ulang tahun perusahaan SADEWA GRUP. Bagaimana kalau aku bertemu dengan pria b******n itu". Jelas Amora menggebu-gebu. "Hahahaha... Ya ampun Amora kau berpikir terlalu panjang. Ini sudah hampir tujuh tahun berlalu mungkin saja dia sudah lupa atau memang dia sudah melupakannya. Lalu apa yang kau takutkan?". "Valerie kau tidak mengerti". "Katakan padaku bagian mananya ya g tidak aku mengerti?". "Orang-orang akan menyadari kemiripan mereka begitu melihat Leo dan Lea terlebih lagi dengan Leo tidak ada celah sama sekali mereka benar-benar mirip. Hanya matanya saja yang berwarna hijau yang sama denganku". "Tenang saja Amora itu tidak akan terjadi. Aku yakin sekali, mengingat pria itu juga hanya karyawan biasa seperti yang ceritakan dulu, lagi pula-". "Dia bukan karyawan biasa Valerie. Dia adalah pemilik perusahaan itu. pria b******n itu adalah NICHOLAS SADEWA". kata Amora memotong perkataan Valerie "Kau bercanda?" "Maaf kan aku karena tidak mengatakan yang sebenarnya". "Sebenarnya Amora, aku sudah menduga itu, melihat Leo dan Lea yang begitu mirip dengan Nicholas. Tapi aku mengabaikan itu karena aku begitu percaya kepadamu". "Valerie aku minta maaf, aku berpikir lebih baik aku menutupinya agar aku bisa lebih cepat melupakannya. Kemudian melihat Lea dan Leo yang begitu mirip dengannya, aku begitu sakit Valerie. Setiap hari aku harus menahan diri agar tidak melukai anak-anak ku, rasanya aku begitu membencinya tapi aku tidak bisa melampiaskannya. Setiap melihat Leo tersenyum, aku membayangkan pria itu tersenyum menjijikan padaku. Rasanya aku mau mati saja dari pada menyakiti anak-anak ku". Kata Amora terisak. "Maaf Amora , maaf karena tidak menyadari kalau kau begitu terluka". Valerie menghampiri Amora dan memeluk nya erat. "Apa yang harus kulakukan sekarang". "Jika Lea dan Leo menginginkan tampil, maka aku akan menemanimu ke Jakarta. Sekalian kau bawa mereka mengunjungi makam kedua orang tuamu. Kau akan tenang setelah itu aku yakin. Lupakan pria itu Amora jangan sampai Lea dan Leo ikut merasakan sakit yang rasakan". Kata Valerie  "Sekarang sebaiknya kau istirahat tenangkan dirimu, sikembar biar aku yang menjemput mereka kesekolah". "Terimakasih'. Balas Amora "Baiklah aku pergi dulu. Bye". Valerie pergi meninggalkan Amora untuk menjemput sikembar pulang sekolah.tanpa menunggu balasan dari Amora karna dia tau Amora tidak akan membalasnya lagi. *** Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD