bc

TERDAMPAR

book_age18+
157
FOLLOW
1K
READ
mate
drama
bxg
realistic earth
supernature earth
childhood crush
first love
virgin
addiction
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Nesya Syahla Asyfa gadis 26 tahun yang kabur dari rumahnya karena tidak terima untuk di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya namun naasnya kapal yang di naiki malah mengalami kerusakan dan tenggelam di tengah lautan bebas.

Syifa selamat setelah ditolong oleh pria yang ia temui saat ia masih di atas kapal.

Membuat keduanya terdampar di pulau terpencil, Nesya yang tak pernah jauh dari orang tuanya kini harus menumpukkan hidupnya dengan pria yang menyelamatinya.

"Jangan sembrono hidup lo berada di bawah kuasa gue"

"Iya gue juga tau"

chap-preview
Free preview
Kabur
"Ma Cipa nggak mau dijodohkan!" Pekik gadis 26 tahun pada mamanya yang sedang sibuk merangkai bunga diruang tamu. Ratih yang mendengar teriakan anaknya lantas menghentikan rutinitasnya lalu menatap lekat anak bungsunya itu, "Keputusannya sudah telak Syifa! jangan ngawur deh kalau ngomong, kemarin-kemarin kamu bilang setuju terus kenapa sekarang mau dibatalkan!" Jengah Ratih. "Sekarang beda ma" "Beda apa?!" "Syifa baru aja naik jabatan dan nggak mungkin kan langsung nikah! apalagi nikah sama dia yang sama sekali Syifa belum kenal ma, nggak syifa nggak mau" Ratih mendengus pelan, "Syifa dengar mama! kamu tau kan kodrat kamu itu perempuan, mau setinggi apapun jabatan kamu tetap saja pria yang harus diatasmu. Jangan karena kamu sedang naik jabatan lantas membuat kamu jadi tak ingin menikah kamu tau umur kamu sudah sangat matang untuk menikah dan mama nggak ingin kamu tunda-tunda lagi, tiga tahun sudah mama memberikan kamu kebebasan tapi apa yang mama dapat nggak ada! kamu malah keasyikan dengan duniamu sampai lupa untuk mencari jodoh yang tepat buat kamu!" ucap telak Ratih pada anak bungsunya itu, Ratih tau ia sudah keterluan pada anaknya karena memaksa Syifa untuk menerima pilihannya tapi ini cara satu-satunya agar Syifa tak terlena pada dunia kerjanya apalagi di zaman sekarang banyak perempuan-perempuan diluar sana yang lebih memilih tidak menikah karena menurut mereka, mereka sudah cukup menghidupkan diri mereka jadi pria sudah tak lagi dibutuhkan untuk mereka. "Mama.." rengek Syifa tapi Ratih tetaplah Ratih keputusannya bulat sekali ia bilang iya maka itu tak akan berubah menjadi tidak mau bagaimanapun keadaanya, sifat keras kepala yang juga turun ke anak-anaknya. "Mama jahat!" teriak Syifa kesal, lalu ia naik kelantai atas dimana kamarnya berada. Ratih yang ditnggalkan mengelus dadanya pelan. 'Demi kebaikanmu Syifa' gumamnya pelan. Kini Syifa berada didalam kamarnya, ia merenung meratapi dirinya yang harus segera menikah sebentar lagi sedangkan dirinya masih belum siap melangsungkan itu. Bukankah orang menikah harus siap mental dan batin juga, bagaimana jika ia tak punya itu. Akankah pernikahannya akan tetap berlangsung. Ia mengambil ponselnya yang ada dinakas samping ranjang, mencari nama seseorang di kontak lalu mengklik ikon panggilan tak lama berselang panggilan itu terhubung. "Kenapa Cipa anak manis mamak, kamu kenapa menelponku di hari minggu yang cerah ini kau tau aku sedang berhibrenasi di kasur empukku!!" teriak Vale teman dekat Syifa, mereka sudah berteman sejak bangku sekolah menengah pertama dan masih berlangsung sampai sekarang tentu saja keluh kesah semua masalah yang dihadapi keduanya pasti sudah tau satu sama lain. "Vale titisan Valak bantuin Cipa dong" sahut Syifa dengan suara merdu "Valak, palak lo peyang maap yak nyokap bokap gue masih manusia belum dikutuk tu!" ucap Vale tak terima "Ya deh iya, bantuin gue dong" "Bantuin apa?!" "Gue mau kabur dari rumah" "APA!! NGGAK GUE NGGAK MAU TANTE RATIH YANG BAIK HATI MEMUSUHI KU KARENA MEMBANTU ANAKNYA KABUR!" tolak Vale mentah-mentah. "Heh lo tu teman gue atau teman nyokap gue sih!" "Jangan ngadi-ngadi ya Cipa tolong!" "Gue nggak mau dijodohkan bodoh! mana orangnya belum ketemu gimana kalau yang dijodohkan sama gue duda anak lima atau gue jadi istri kesekiannya, Nggak nggak mau gue!" "Nyokap lo nggak sejahat itu juga kali Cipa" "Ya bisa ajakan" "Tolong gue dong Vale" bujuk Syifa "Nama gue Valeria bukan Vale-vale tolong ya panggil tu yang lengkap jelek banget tau panggilan Vale vale tu,gara-gara lo anak kantor gue ikutan manggil Vale vale!" "Ya maaf, soalnya kalau manggil Valeria kepanjangan, enakkan Vale" "Lo mau kabur kemana, Cipa?" "Bantuin gue keluar rumah aja dulu" "Lo nggak boleh keluar?" "Nggak semua akses gue di ambil nyokap semua, dan lo tau puluhan penjaga ada disetiap sudut rumah gue. Mau gila gue tau nggak" "Waduh, susah ya kalau orang kaya" "Nggak nyokap gue yang kaya gue kagak, cepat jemput gue. Please" "Ya, lo tunggu aja nanti gue kesana" "Oke terimakasih madam Vale" ucap Syifa, ia buru-buru mematikan panggilan telponnya sebelum teriakan temannya mulai memakakkan telinganya. Sembari menunggu Vale datang, Syifa menyiapkan dirinya dengan mandi dan berpakaian rapi. Jujur ia tak ingin kabur dari rumah apalagi meninggalkan mamanya seorang diri tapi ia juga tak ingin menikah dengan tanpa hati didalamnya, pernikahan itu adalah sakral ia hanya ingin menikah sekali dalam seumur hidupnya tentunya dengan orang pilihan dirinya sendiri orang yang benar-benar ia cinta bahkan ia sanggup menukarkan jiwanya untuk orang itu. Syifa yang sedang sibuk di depan meja riasnya tiba-tiba saja pintu kamarnya terketuk, dengan penuh semangat dan pengharapan ia segera membuka pintu dan benar saja ada Vale disana. "Sahabat terbaik" Syifa memberinya dua jempol. "Sudah siap nggak?" "Belum sih, tapi udah deh ayok pergi" Syifa menggandeng tangan Vale tak lupa ia mengunci pintu kamarnya terlebih dahulu baru mereka turun kelantai bawah bersamaan. baru sampai di anak tangga terakhir Ratih sudah berdiri disana dengan nampan berisi cookies. "Mau kemana?" Tanya Ratih penuh intimidasi menatap keduanya bergantian, bukan Vale yang gugup melainkan Syifa yang jantungnya hampir saja lepas dari tempatnya hanya karena melihat wajah mamanya yang terbilang sangat menyeramkan sekarang. "Gini tante, Vale lagi mau persiapan opening toko baru jadi Vale butuh bantuan SYifa tan untuk memilih dekor yang cocok, nggak papa kan tan Vale pinjam Syifa sebentar" Tidak seperti yang Syifa takutkan ternyata mamanya malah membalas dengan senyum, " Oh ya sudah, kalau acaranya sudah selesai langsung antar Syifa pulang ya" "Iya Tan, permisi tante" ucap Vale, tak lupa ia menyalam tangan Ratih sebagai bentuk hormat dan sopan untuk orang tua Syifa temannya, setelahnya keduanya berhasil keluar dari rumah menggunakan mobil Vale. "Woah.. gila keren banget lo VALE!!" teriak Syifa heboh, setelah mobil yang dikendarai Vale meninggalkan halaman rumahnya. "Valeria gitu loh" kekeh Vale sombong. "Nggak salah gue minta tolong lo, Val" "Ya nggak salah, tapi gue yang salah kenapa ngangguk aja mau bantuin lo!" Ucap Valeria sedikit kesal. "Ya elah, sama sahabat lo sendiri ni" "Kalau gini aja baru sahabat sahabat" decak Vale kesal. "Jangan marah dong Valeria anak manis" bujuk Syifa "Terserah deh, sekarang lo mau kemana?" "Ke pelabuhan aja" pungkasnya, Valeria yang berada di kemudi lantas mengerem mobilnya secara mendadak membuat Syifa yang tak memakai seat belt terhuyung kedepan dashboard bahkan dahi yang tak bersalah kini sudah berubah menjadi merah. "GILA YA LO!!" Pekik Syifa kesal "LO YANG GILA, buat apa lo ke pelabuhan!" Jawab Vale tak kalah keras. "Kan lo tau gue mau kabur, masa kabur setengah-setengah" "Kenapa pakai kapal bodoh, kan pakai pesawat bisa" "Lo yang bidoh!! Kalau pakai pesawat kelacak, kalau kapal nggak!" "OH TUHAN KENAPA KAWAN AKU KALAU GINI AJA PINTAR BANGET" "Baru tau lo gue pintar" terang Syifa "Ayo antar gue kesana Val" tambah Syifa. "Nggak gue takut nanti tante Ratih ngamuk lagi" "Gimana sih Val, lo bantuin gue setengah-setengah" gerutu Syifa "Ah terserah lo deh" "Lo yang bawa mobil atau gue?" Tanya Syifa "Biar gue aja" "Oke" Setelahnya mobil yang dikendarai oleh Vale kini sudah kembali beroperasi, tujuan mereka kali ini adalah pelabuhan yang tadi diminta oleh Syifa. Sebenarnya Vale tak ingin mengabulkan permintaan sahabatnya namun ia juga tak tega untuk melihat sahabatnya menikah dengan pria yang bukan pilihannya. Sebagai sahabat ia ingin temannya bahagia. Mereka pun sudah sampai dipelabuhan, Vale dan Syifa turun bersamaan mereka berjalan menuju loket untuk membeli karcis. "Lo serius Syifa?" Tanya Vale lagi menyakinkan niat sahabatnya. "Iya serius Val, aku sudah sampai sini nggak mungkin mundur lagi" "Masih bisa, nanti gue bantuin lo ngomong sama tante Ratih" bujuk Vale "Percuma, gue yang anaknya aja nggak didenger apalagi lo" ungkap Syifa. Vale mendengus pelan, "Yang terbaik aja deh buat lo" "Makasih ya Val" "Hm" Kini keduanya sudah berada di depan kasir loket Syifa memilih perjalanan yang akan ditepuhnya. "Mau pergi kemana mba?" Tanya seorang perempuan yang berada di belakang kasir. "Ke Kalimantan selatan aja mba" ucap Syifa yang langsung dapat tonyoran dari sahabatnya. "Jauh banget SYIFA!" "Nggak papa, nggak mungkin kan gue pilih surabaya terlalu dekat bodoh!" "Jadinya mau kemana Mba?" Tanya mba kasir itu lagi. "Kalimantan selatan" ucap Syifa telak tak dapat digugat. ia pun membayar karcisnya dan setelahnya menunggu kedatangan kapalnya dengan duduk di tempat tunggu bersama Vale disampingnya yang sedari tadi menangis. "Lo kenapa nangis sih Val?" Tanya Syifa "Gimana nggak nangis kalau lo pergi" "Kan lo tau gue perginya kemana" Imbuh Syifa "Ya gue tau tapi kan sama aja lo pergi" "Nggak lama kok, nanti kalau sudah reda masalahnya gue pulang. Dan tolong jangan kasih tau nyokap gue ya" Vale mengangguk sembari mengelap ar matanya yang terus menetes. Tak lama kapal yang mereka tunggu sudah sampai, Kini waktunya bagi dua sejoli itu berpisah yang awalnya berjanji untuk tidak menangis tapi apadaya hormon perempuan lebih kuat dari ucapan mereka. butuh 15 menit lamanya bagi keduanya untuk bisa diam tak menangis lagi. Bahkan para awak kapal sudah begah menunggu. "Gue pergi ya Val, jaga diri baik-baik" "Gue yang seharusnya ngomong gitu bodoh!" "Ya iya, bye bye sahabat baik ku" Syifa melepas pelukan Vale dan berjalan naik ke atas kapal sembari melambaikan tangan. "Jaga diri baik-baik Syifa" teriak Vale To Be Continue

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook