*Plakkk! Suara jari jemari perempuan setengah baya yang mendarat sangat keras di pipi Santi bergema ke seluruh ruangan. Meninggalkan bekas berwarna merah yang membuat Santi meringis kesakitan. Bukan sekali dua kali kejadian ini menimpa Santi. Sudah tidak bisa terhitung berapa kali penderitaan yang dia alami karena bundanya. Saat ini, bundanya benar-benar marah karena Santi tidak bisa lagi memenuhi segala keinginan bundanya. Apalagi untuk hutang lagi di tempat bekerja, dia sudah tidak sanggup. Bundanya selalu saja meminta uang dengan nominal besar dan memaksa Santi untuk memenuhinya. “Kalau loe nggak bisa hasilin duit banyak dari kerja kantor, dah, mendingan loe nikah Ama Pak Prabu!” gertak bunda yang seperti orang kesetanan. Pantaskah perempuan itu disebut sebagai ibu? Kelakuannya jauh l