Mabuk

1007 Words
"Sialann! apa anak ini kurang didikan? omongannya seperti sampah." "Uhuk!" salah seorang teman Wooseok tersedak, "D-Dia, bukannya Lee Joana? CEO LJ Entertainment?" ucapnya tak percaya. "B-Benar, kenapa dia bisa disini?" sambung teman di sebelahnya, yang baru saja membuka internet memastikan bahwa wanita yang berdiri di depan mereka benar Lee Joana CEO LJ Entertainment. Wooseok masih terdiam. Sementara Seulgi yang tadinya menggenggam tangan Wooseok langsung melepaskan genggamannya, "Jo ... kenapa ada disini?" "Kau panggil dia apa? J-Jo? ya ampun," teman Wooseok menepuk-nepuk teman di sebelahnya karena kaget. "Sayang, Maaf aku terlambat, apa mereka semua adalah temanmu?" Joana tersenyum dan melingkarkan tangannya ke tangan Wooseok. Sementara Wooseok bahkan tidak mampu untuk berkedip. "Wooseok, dia Lee Joana, kan? CEO sekaligus pewaris LJ Group? kenapa dia ..." salah seorang teman Wooseok menatap Wooseok dan Joana, lalu berpikir sejenak," Jangan-janga ... d-dia istrimu?" laki-laki dengan hoodie hitam tersebut menutup mulutnya tak percaya. Tak! "Kau ini bodoh, ya?" Joong Min memukul kepala temannya tersebut, "Jangan bicara yang tidak-tidak. Mana mungkin Nona Lee mau menikah dengan orang seperti Wooseok. Mungkin saja Wooseok bekerja untuknya. Wooseok kau ..." Joong Min seketika terdiam melihat adegan di depan matanya. Joana tiba-tiba mencium bibir Wooseok, membuat semua mata terbelalak ke arah mereka, bahkan Seulgi mundur beberapa langkah dan hampir tumbang. Wooseok tak kalah kaget, matanya terbelalak dan tidak bisa berbuat apapun, "Dua detik, tiga detik, empat detik, lima detik" Wooseok menghitung dalam hatinya, bibir mereka bersentuhan hampir delapan detik, itupun hanya perkiraan Wooseok, karena saat ini bahkan dia ragu apakah dia normal atau tidak. Menginjak detik ke sembilan, Joana melepaskan pangutannya lalu tersenyum tanpa dosa ke arah Wooseok. "Kau ... siapa namamu?" Joana melepaskan kacamatanya lalu menatap Joong Min tajam. "J-Joong Min, Nona," jawab Joong Min gugup. "Joong Min? hahaha kau benar-benar kurang didikan, apa dengan begini kau baru percaya kalau aku istri Wooseok. Kalian semua! apa aku terlihat seperti Bibi Tua?" Joana menatap Wooseok, Wooseok tiba-tiba gugup, lalu menjauhkan dirinya selangkah, "Aaa, sayang ... apa aku tidak cantik? aku benar-benar seperti Bibi Tua?" Joana menangkupkan tangan di kedua pipinya, membuat ekspresi manja yang menggemaskan. "Y-Ya ampun ..." Wooseok tak bisa berkata-kata. Dia terdiam, kaget, hilang ingatan sementara. "N-Nona, kau sangat cantik, Joong Min hanya asal bicara maafkan dia," ucap teman Wooseok yang membawa tunangannya. "N-Nona aku benar-benar minta maaf, a-aku ..." Joong Min terlihat ketakutan. Semua orang tahu bagaimana gilanya Jo jika sudah marah, dan Joong Min sedang membayangkan bagaimana nasibnya setelah ini. "Joong Min, kau bekerja di mana?" Joana menatap Joong Min dengan matanya yang menusuk. "A-Aku ..." Joong Min melemah dan tertunduk. "Joong Min. Aku bisa mencari perusahaan tempatmu bekerja dengan jentikan jari. Kau pilih, ingin perusahaan itu bangkrut atau kau ingin ditendang dari perusahaan atau ..." "N-Nona, aku benar-benar minta maaf, aku benar-benar tidak tahu bahwa anda ..." "Kau baru saja memotongku saat bicara?" Joana menyeringai. Melihat itu, Joong Min makin ketakutan, "M-Maafkan saya Nona," "Jo, hentikan. Joong Min hanya salah paham, dia tak bermaksud menyinggung," Wooseok menatap Joana. Jo balas menatapnya dengan wajah kecut. "Nona, Wooseok benar. A-Aku hanya salah paham, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf." "Minta maaf pada suamiku." "N-Nona ..." "Kenapa? kau lebih memilih menjadi gelandangan, daripada minta maaf? tak masalah," Jo mengeluarkan gawainya, dan bersiap menelepon. "B-Baik! Wooseok ... aku benar-benar minta maaf. Aku janji tak kan mengganggumu lagi. Maafkan aku ... tolong, maafkan aku," Joong Min memohon sambil menggosok-gosokkan tangannya. "Sayang ... mau memaafkannya? jika tidak ..." Joana masih memegang gawainya. Joong Min panik. Dia menggosokkan kedua telapak tangannya lebih keras kearah Wooseok. "Jo, hentikan. Joong Min, tak perlu memohon segala. Aku tidak apa-apa." "Hah! tak seru sama sekali. Kenapa cepat sekali memaafkannya," Joana menyimpan kembali gawai ke dalam tas tangannya, "Cecunguk. Kau selamat hari ini karena suamiku. Sebaiknya mulai sekarang kau menghindar jika bertemu denganku. Karena jika aku melihatmu sekali lagi, aku akan membuat kau menjadi gelandangan seumur hidup." *** Wooseok menyetir mobil, dan sesekali menatap kearah Joana yang duduk di sampingnya dalam keadaan setengah mabuk. Setelah Jo hampir membuat Joong Min menjadi gelandangan, Jo minum beberapa gelas bir dan membayar semua makanan yang disajikan untuk acara reuni. Teman-teman Wooseok sangat senang, kecuali Joong Min yang hampir terancam punah, dan Seulgi yang terpaksa harus menerima nasib karena ditinggal Wooseok demi mengantar Jo pulang. "Panda, kenapa berkali-kali melihatku, kau ingin mengatakan sesuatu ?" "Jo, darimana kau tahu kalau aku ada acara reuni disana?" tanya Wooseok, setelah hampir sepuluh menit kebisuannya. "Masih ada orang yang mengadakan reuni sekarang? hahaha acara yang sangat bodoh. Sangat kampungan, hahaha," Joana tertawa terbahak-bahak. Sesekali dia memukul kepalanya, karena merasa pusing. "Dasar wanita gila. Kenapa kau datang kesana dan memamerkan kekayaanmu? kau membuatku tak ada artinya disana. Teman-temanku bersikap baik karena melihatmu. Bukannya kau ingin menyembunyikan pernikahan palsu ini dari media? bagaimana kau bisa membeberkannya kepada teman-temanku?" "Panda, si Bodoh Joong Min itu, apa dulu dia membullymu?" "Jangan mengalihkan pembicaraan Jo, berhenti mencampuri urusanku. Ingat perjanjian kita," "Panda bodoh ..." Joana kini menatap ke arah Wooseok tanpa berkedip, "Apa kau dulu selalu di bully?" Wooseok hanya diam, dan mengalihkan pandangan mencoba menyetir dengan benar, "Hahaha, kau benar-benar di bully? aku tahu itu, ck ck ck," "Apa urusanmu? aku di bully atau tidak itu masalahku." Tak! Joana memukul kepala Wooseok, "Bodoh ... kau ... jangan membiarkan orang lain menyakitimu," ucap Joana wajahnya dan Wooseok agak dekat, Wooseok mendorong Joana dengan telunjuknya agar menjauh, karena bau alkohol dari mulut Jo mengganggu konsentrasinya mengemudi, "Hahaha, meskipun kau tidak punya apa-apa, jangan biarkan orang lain merendahkanmu, kau dengar?" sambung Joana lagi, "Oh, kecuali aku. Aku boleh merendahkanmu, Karena aku istrimu. karena kau bekerja untukku, hahaha," Joana tertawa tak ada habisnya. Ketawa jahat yang anehnya terdengar indah. "Dasar gila. Dia ini sebenarnya mau melakukan apa? menghibur atau menghina?" Wooseok menggelengkan kepalanya. Namun, akhirnya dia malah tersenyum. "Panda bodoh adalah suamiku. Suamiku dengan gaji yang tinggi, hahaha," Joana terus meracau. "Jo, ternyata ada yang tidak bisa kau lakukan, kau tidak kuat minum, hahaha kau terlihat berbeda saat mabuk, walaupun kata-katamu masih menusuk seperti biasa," Wooseok menggelengkan kepalanya, Jo mengusap ngusap wajahnya beberapa kali dan terus tertawa tanpa henti. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD