BAGIAN TUJUH

1007 Words
Dua hari setelah kejadian p*********n kelompok sekolah lain, satu hari sekolah diliburkan dan hari ini sekolah kembali masuk dan belajar seperti biasa. Rekal yang sudah rapih dengan seragam putih abu-abu di tubuhnya, keluar rumah dan berpamitan kepada ayah nya untuk berangkat ke sekolah. "Yah rekal berangkat" ucap rekal "Kamu gak sarapan dulu" ucap ayah "Di kantin aja" ucap rekal "Jangan ribut ya, awas aja" ucap ayahnya, rekal yang mendengar hanya tersenyum miring dan mengangguk. Ia lalu keluar dan menaiki motor kesayangannya, ya motor ini di beli dari hasil ia mengumpulkan uang yang di beri oleh ayah nya walau ayah nya pun mampu beli berapapun sekalipun rekal meminta. 30 menit kemudian, ia telah sampai di gerbang sekolahan ternama, rekal memarkirkan motornya di samping kedua motor dua temannya yang ia yakini mereka sudah sampai sejak tadi, ia menuruni motornya dan menaruh helm full face miliknya, semua siswi-siswi yang melihatnya menjerit walau pelan karena melihat rekal bagaikan dewa yunani yang ganteng nya tiada tara. Yaallah jantung gue deg-degan liat yang begini Rekal kenapa ganteng banget si Yaallah meleleh banget ini, mana benerin rambut lagi Bang, eneng relaa jadi yang kedua Kurang sempurna apa nikmat allah Masyaallah calon lewattt Gilasi emang, gak ada kekurangan sedikitpun Prince ice gueee gais Sayang dia dingin Dingin dingin juga tetep ganteng Rekaaall iloveyouuuu Ah gak kebayang kalo gue di bonceng dia Eh eh kemaren kata nya anak baru di bonceng rekal loh Eh anjir serius, kacoo Pelakor parahhh si Wah gilasi tuh anak baruu Mana pantes anjir dia ama rekal Bagaikan matahari ke pluto Sayang si rekal galak banget ya Omongannya juga pedes Ah tapi tetep termaafkan ko karena ganteng Rekal yang sekilas mendengar tak menggubris semua omongan mereka, ya rekal memang mostwanted di sekolahnya bahkan disekolah lain, jadi tak heran sampai ada yang membuat akun fams untuk rekal sendiri, banyak paparazi yang di lakukan untuk mendapatkan foto rekal dan menyebarkan di grup mereka. Rekal berjalan menuju kelasnya melewati koridor kelas yang masih ramai memandang nya lapar, ia yang tak sengaja merapihkan rambutnya kebelakang membuat menambah kesan ganteng yang ada di dirinya. Ia melihat kelas yang lumayan ramai, namun ia tak melihat dua sahabat nya berada dikelas, tak pikir panjang ia langsung berjalan kembali menuju kantin yang hari ini sangat ramai hingga membuat jengah, ya namanya juga kantin. "Bu es teh manis satu" ucap rekal, dan langsung duduk didepan dua sahabatnya. Sedangkan riki, dan bimo yang melihatnya sedikit terkejut pasalnya tidak ada angin, tidak ada apa tiba-tiba langsung duduk didepan mereka. "Kaget dede" ucap riki "Bayi gede lu" ucap rekal "Kaya jin tiba-tiba dateng" ucap bimo "Iya bim, biasanya kalo dia dateng ada aura-auranya, ko ini kaga" ucap riki, rekal hanya menatap jengah sambil meminum es teh yang telah datang. "Hari ini free kal, jadi kita kekantin" ucap bimo "Pantes" ucap rekal, riki dan bimo yang mendengarnya hanya saling menatap lalu menatap kearah rekal. "Pantes apaan si anjir" ucap bimo "Kebiasaan kalo ngomong setengah-setengah gitu" ucap riki "Pantes gak ada di kelas" ucap rekal "Ohhhh" ucap riki dan bimo secara barengan "Bilang dong bambank" ucap riki "Eh eh kemaren lu anterin sampe rumah kan si ana?" Ucap bimo "Engga" ucap rekal "Anjir lu tinggal di jalan jadinya?" Ucap riki, rekal hanya diam. "Kaco lu kal, cewe itu kesian" ucap bimo "Peduli amad" ucap rekal, sedangkan riki dan bimo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap sahabat didepannya, ya memang seperti itulah tingkah rekal, merasa bodoamad, ia tak akan peduli jika tidak ia yang ingin peduli tapi gimanapun rekal tetaplah sahabat mereka, dan mereka berdua memaklumi semuanya. "Kal kemaren makasih ya dan maaf udeh salah sangka" ucap ana, semua di buat terpana begitu juga riki dan bimo, sedangkan rekal hanya diam sambil menyeruput minuman nya, penghuni kantin saling menatap dan berbisik bertanya kemaren ada apa, sampai ana berterimakasih kepada sang macan. "Hm" hanya deheman yang dibalas oleh rekal tanpa menoleh ke arah ana. "Eh terimakasih apaan nih?" Ucap riki "Wah ada apa nih" ucap bimo "Pas senin kan dia anterin balik, kan kalian berdua yang nyuruh" ucap ana "Gils beneran dianterin toh ternyata" ucap riki "Eh gue balik ketemen gue dulu ya,. Sekali lagi terimakasih kal" ucap ana, Lalu ana berjalan kembali ke arah sahabatnya, dengan banyak tatapan yang melihatnya. "Eh k*****t katanya lu kaga nganterin dia" ucap bimo "Wah diem-diem menghanyutkan" ucap riki "Lu bilangnya kemaren bukan senin" ucap rekal, sedangkan riki dan bimo saling tatap lalu mendengus kesal. Memang harus sedetail itu jika sama rekal. "Salah terus emang kita mah" ucap riki "Keatas" ucap rekal, ia lalu berdiri dan meninggalkan uang lembaran 50.000 kemudian berjalan meninggalkan riki dan bimo yang masih bingung satu sama lain. "Keatas mana si?" Ucap riki "Bocah gak jelas banget dah" lanjut riki "Lu nya aja t***l, gka paham-paham temenan ama dia" ucap bimo "Lah emang lu paham?" Ucap riki "Paham lah, maksudnya dia tuh ke atap g****k" ucap bimo, sedangkan riki hanya berohria. "Udeh ah gue bayar dulu, mayan uang jajan utuh nih gais" ucap riki lalu memgambil uang yang tadi ditinggalkan oleh relal, lalu memabayar pesenan mereka bertiga. "Yuk bim" ucap riki, sedangkan bimo berdiri dan mereka keluar dari kantin yang tentu melewati lorong yang dipenuhi siswa-siswi yang masih berjejer di luar ruang kelas, pesona bimo dan riki juga tak kalah di banding rekal, Namun rekal tetap yanh di unggul kan jika kegantengan. Mereka bertiga ganteng, dan masing-masing punya karakter sendiri "Emang ya kita kalo gak ada rekal, gak ada apa-apanya" ucap riki "Siapa?" Ucap bimo "Kita lah" ucap riki "Kita? Elu aja kali. Gue si okeh okeh aja" ucap bimo "Ah t*i lu" ucap riki. Lalu mereka melanjutkan langkah menuju atap sekolah yang sudah di bilang oleh rekal. "Aduh anjir cape banget gue" ucap riki, ketika sampai di tangga terakhir di atap sekolah "Makanya olahraga, makan mulu si lu" ucap bimo "Anjir aus gue" ucap riki, lalu mengambil minuman di atas box buah kayu yang di jadikan meja dan tempat duduk. Riki langsung menenggak minuman nya tanpa tersisa. "Idih kaya sapi lu" ucap bimo, ketika melihat riki seperti kesurupan menghabiskan satu kaleng dengan satu tenggak "Anjir seger banget bim sumpah" ucap riki "Malu dah gue punya temen kaya lu" ucap bimo "Yeh intinya gue ganteng bim" ucap riki "Mau gak nih lu" lanjut riki menawarkan kepada rekal, sedangkan rekal berniat jahil mengerjai riki. "Itu udeh seminggu yang lalu" ucap rekal, riki yang mendengarnya lalu terdiam, dan tersadar lalu memaksa memuntahkan minumannya, sedangkan bimo yang melihat riki hanya tertawa tanpa henti, begitu juga dengan rekal, ia tersenyum ketika dapat menjahili sahabatnya yang kebangetan konyol itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD