... Mirti membawaku ke belakang dinding yang cukup tinggi, di dekat piramid. Mataku langsung terpesona oleh eksotisme bangunan yang megah dan legendaris itu. "Ayo! Lepas bajumu!" kata Mirti, membuyarkan sesi kekaguman pada Piramid. Tanpa bicara aku melepas kain penutup kepala, lalu memberikannya pada Mirti. Angin dingin berhembus, mengibarkan rambutku yang memang terurai sepinggang. Mirti tertegun, tangannya yang terulur, berhenti di udara. Dia menatapku dengan aneh, seolah-olah sedang melihat hantu. "K-kau?" ucapnya terbata. Aku mengangguk sopan, tetap mengulurkan kain penutup kepalaku. "Siapa namamu?" tanyanya. "Neith," jawabku singkat. "Oh," ujarnya seperti tersadar. "Berikan padaku, cepat. Lepas bajumu," katanya lagi. Setelah menerima kain itu, Mirti langsung melepas mili