Pertemuan Awal

1756 Words
Happy Reading Arabella Saraswati…. Namanya berarti berparas cantik. Sayangnya bukan hanya sekedar cantik, tetapi perempuan tanggung. Tubuh mungilnya yang kurus siapa sangka sudah melewati banyaknya kesulitan dalam hidup. Arabella Saraswati sebatang kara, yang tumbuh dan dibesarkan oleh belas kasihan orang lain. Dia tidak memiliki nama sebelumnya dan sejak lahir ditinggalkan begitu saja. Sampai kemudian Arabella diasuh di panti asuhan, diberi nama dan dirawat hingga tumbuh besar.  Dan harinya telah tiba, dimana dia harus pergi meninggalkan panti dengan berat hati. Melanjutkan hidup di sudut perkotaan yang jauh dari keramaian dan terletak di pemukiman warga. Awalnya terasa sangat sulit tapi Arabella akhirnya terbiasa, bangun di pagi buta lalu mengurus segala keperluannya sendiri, kemudian berangkat ke sekolah. Pernah sesekali Arabella mengeluh akan peliknya kehidupan. Bagaimana tidak, di usianya yang masih 16 tahun, dirinya harus menghadapi kerasnya kenyataan. Arabella tidak memiliki waktu untuk beristirahat sama sekali. Hari-harinya dihabiskan hanya untuk bersekolah dan bekerja, tak ada yang lain. Arabella hampir putus asa, sering sekali menangis dalam diamnya. Sampai suatu ketika Lukas Donzelo tiba-tiba datang dan sejak saat itu semuanya tampak berubah. Lukas hadir tanpa sebuah undangan, membawa penuturan dalam nuansa berbeda tetapi memberi pesan yang membuat jantung Arabella berdetak tak karuan untuk yang pertama kalinya: “Semesta memang sangat pandai memendam rahasia terlalu lama. Tetapi tidak dengan hatiku, saat pertama sekali melihatmu, aku sudah tahu bahwa kaulah pemilik hatiku yang sesungguhnya, Arabella.”   ******* “Terlambat lagi, hm?” Arabella langsung menghentikan langkahnya yang hendak menuju dapur. Suara itu begitu jelas terdengar di telinganya dan membuat kecemasan seketika menyusup di benaknya. Sial. Padahal Arabella sudah susah payah menghindar tetapi tetap saja ketahuan. Dengan berat hari bercampur perasaan was-was, Arabella lalu membalikkan badannya. Di detik itu pula, eskpresinya berubah memelas, mencoba mendapatkan simpati dari sosok lelaki tampan yang berdiri di hadapannya ini. “Kak Jonathan maaf. Aku memiliki banyak tugas di sekolah karena itulah aku datang terlambat.” Ucap Arabella takut takut, suaranya setengah mencicit.  Jonathan Kelvin, lelaki muda berusia 24 tahun itu yang merupakan teman sekaligus pemilik kafe tempat dimana Arabella bekerja. Dalam diamnya Jonathan tampak mengamati Arabella, lalu menahan senyum ketika menemukan ketakutan yang amat di mata hijau perempuan mungil itu. Sebenarnya dia tidak masalah kalau Arabella datang terlambat. Dia hanya ingin menggodanya, sebab  melihat Arabella merasa bersalah seperti ini sungguh membuatnya senang. “Lalu bagaimana aku harus menghukummu. Apakah kau bersedia jika aku memotong separuh upah… “Tidak tidak!” Arabella berseru tenpa sadar, manatap Jonathan dengan panik.  Dia tidak mau kalau Jonathan sampai  melakukan apa yang baru saja dikatakannya. “Kakak, aku ini gadis miskin dan sebatang kara. Aku juga hanya memiliki penghasilan dari kafe ini saja. Bagaimana mungkin kau tega memotong upah ku lagi. Lalu untuk bulan berikutnya, bagaimana aku harus bertahan hidup.” Sambungnya pelan. Jonathan membelalakkan matanya kaget, tak menduga jika Arabella akan menggunakan penderitaannya sebagai cara untuk meraih nuraninya. Jonathan menyipitkan mata, melempar senyum tipis pada Arabella seolah-olah ingin mengisyaratkan perempuan itu untuk segera menghentikan sandiwaranya. “Baiklah. Aku tidak akan memotong gajimu. Tapi sebagai gantinya, aku ingin kau bekerja lembur malam ini. Aku kedatangan sahabat lama ku dari luar negeri dan sekarang dia tengah menuju kesini.” Ucap Jonathan dengan sumringah, ekspresinya penuh semangat membara. Arabella ternganga sejenak, memandang bingung Jonathan yang tidak biasanya menampilkan ekspresi aneh seperti itu. Namun Arabella secepatnya memutuskan pandangan anehnya dari lelaki itu. Lagipula semua itu bukanlah urusannya. Justru dia yang paling diuntungkan karena akan mendapatkan bonus besar mala mini. Arabella tersenyum dalam diam, hendak membalikkan badannya. Tetapi sebelum sempat dia bergerak, tiba-tiba saja Jonathan kembali bersuara. “Dia memiliki saudara yang sangat tampan. Kalau kau mau, aku bisa saja mengenalkannya padamu.” Jonathan bergumam pelan, memandangi Arabella lekat sebelum kemudian terkekeh. “Pergilah. Lanjutkan pekerjaanmu. Kalau mereka sudah datang aku akan memanggilmu.” Sambungnya memerintah. Arabella sama sekali tidak tertarik mendengar penawaran Jonathan. Sebagai seorang karyawan dia hanya menunjukkan sikap formalitasnya, tidak ada maksud lain.  "Oke bos." balas Arabella dengan senyum ceria, kemudian dengan girang membalikkan badan lalu melangkah pergi. ***** “Arabella!” Seorang perempuan berambut pendek sebahu berlari tergopoh-gopoh kea rah Arabella. Awalnya Arabella tampak terkejut mendengar teriakan itu tetapi saat mengetahui bahwa suara tersebut milik sahabatnya, senyum Arabella langsung terbit. “Apa yang kau lakukan disini Mayudi.” Arabella berucap setengah bingung, menatap Mayudi lekat-lekat. Mayudi terkekeh, gemas melihat ekspresi Arabella. “Tentu saja ingin menemani mu bekerja. Aku tahu kau lembur sampai malam. Karena itulah aku datang untuk menjagamu.” Sahutnya enteng, nadanya terdengar ceria penuh ketulusan. Mau tidak mau kegirangan Mayudi sedikit menular pada Arabella. Perempuan yang berdiri di depannya ini memang sangat pandai mencairkan suasana hatinya. Namun tetap saja Arabella tidak bisa menyembunyikan ketidaksetujuannya terhadap keputusan Mayudi. Biar bagaimanapun Arabella tidak ingin sampai Mayudi sakit jika menunggunya terlalu lama. “Aku rasa itu tidak perlu. Sebaiknya kau pulang saja. Aku bisa menjaga diriku dengan baik jika itu yang kau khawatirkan.” Arabella menolak kebaikan hati Mayudi dengan baik, perasaanya sedikit tidak enak saat menemukan kilatan kecewa di mata perempuan itu. “Tidak mau. Aku ingin menemanimu sampai selesai bekerja. Siapa nanti yang akan mengantar mu pulang. Kau ini seorang gadis muda dan cantik pula. Bagaimana kalau ada orang jahat yang diam-diam mengikutimu lalu melakukan hal buruk padamu.” Tuduhnya menerka-nerka hendak menakuti Arabella supaya mau berubah pikiran. Arabella menghela napas pendek lalu memijat pangkal hidungnya pelan. “Baiklah terserah kau saja. Lakukan  apa yang ingin kau lakukan, asal tidak menggangguku selama bekerja. Kau mengerti.” Tukasnya kemudian, menyoroti Mayudi dengan tatapan serius. Mendengar itu wajah Mayudi langsung cemerlang dan segera menganggukkan kepalanya antusias. “Siap boss. Dengan senang hati akan melakukan perintah mu.” Ujarnya memberi hormat sambil terkekeh. Kemudia, sambil terus memamerkan senyum lebarnya yang seolah tak mengenal ujung Mayudi lalu beranjak dari hadapan Arabella. Selepas itu Arabella pun akhirnya menoleh ke belakang seolah-oleh ingin meyakinkan dirinya bahwa Mayudi memang sunguh-sungguh menunggunya. Dan ternyata Mayudi melakukan sesuai perkataannya, perempuan itu duduk dengan tenang di meja yang sudah dipesankan sebelumnya. Arabella menggeleng pelan tidak habis pikir melihat kelakuan bar-bar sahabatnya itu. “Dasar aneh.” Gumam Arabella pelan kemudian. *** Seorang lelaki terlihat memasuki area kafe itu dengan ekspresi dinginnya. Dan seketika itu pula semua mata langsung tertuju padanya. Bagaimana tidak, ketampanan yang dimiliki lelaki itu seolah-olah mampu membius para pengunjung disana. Hidungnya yang bangir, bentuk bibirnya yang sensual, alisnya yang tebal nan rapi, dan garis rahangnya yang kokoh semakin menambah tingkat ketampanannya. Sayang lelaki tampan itu, tampak tidak tertarik akan kekaguman semua wanita yang menatapnya. Dia masih terus melangkah, tidak menunjukkan reaksi  apapun sampai kemudian berhenti dan duduk di meja khusus yang sudah disediakan sebelumnya. “Sudah lama menunggu.” Jonathan yang tengah sibuk menatap ponselnya langsung mendongak. Di detik itu pula, senyumnya terulas ketika menemukan sosok lelaki yang sejak tadi ditunggunya sudah berada tepat di hadapannya. Jonathan tertawa kecil, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh pengunjung. Pantas saja suasana kafe ini seketika berubah hening. Rupanya kehadiran lelaki tampan di hadapannya itu begitu mengguncang. Jonathan berdehem, mencoba bersikap biasa saja di depan lelaki itu. “Mereka menatapmu seperti ingin menelan mu hidup-hidup.” Ujarnya dengan nada bercanda, tidak bisa menahan tawanya yang berisi ejekan kental. “Kau tidak hanya tampan tetapi juga cantik. Karena itulah para wanita sampai terperangah saat melihatmu Lukas.” Tambahnya kemudian. “Yang sopan sedikit, biar bagaimanapun aku ini calon adik ipar mu.” Sahut Lukas ketus mendelik tajam ke arah Jonathan yang masih menatapnya dengan tatapan mengejek. Jonathan langsung mengangkat tangannya ke udara, menyudahi pembicaraan ini segera sebelum Lukas mengamuk karena tersinggung. “Baik. Aku berhenti. Maafkan aku.”Jonathan melunakkan diri, merendah dan menahan sikap keras kepalanya. Kemudian dia kembali menatap Lukas, kali ini wajahnya serius namun dilumuri sedikit kebingungan. “Dimana Diana. Kenapa kau datang sendirian.” Tanyanya sambil menoleh ke arah pintu masuk. Lukas mengangkat bahunya, menunjukkan sikap tidak peduli. “Sedang berdandan di dalam mobil. Aku malas menunggunya, karena itulah aku langsung masuk. Kalau kau mau, kenapa tidak kau saja yang menjemputnya. Siapa tahu dengan begitu Diana bisa lebih cepat.” Lukas berucap dengan nada sinis, melempar tatapan kesal pada Jonathan. Tiba-tiba sebuah pemandangan yang tak pernah di duga olehnya langsung membuat mata Lukas melebar, antara syok bercampur tidak percaya. Dari  balik punggung Anthonio terlihat seorang perempuan bertubuh mungil dengan memakai seragam pelayan tengah berjalan ke arah mereka. Di tangannya yang kurus terdapat nampan cukup besar yang berisi makanan. Perempuan itu sangatlah cantik, seketika itu juga Lukas merasakan jantungnya berdebar tak karuan. Karena itu Lukas tidak bisa mengalihkan mata darinya bahkan tak berkedip sedetik pun. Lukas memandang ke arah gadis bertubuh kecil itu dengan kagum yang seolah tak mengenal puas. Dan tanpa disadarinya ada seulas senyum tipis terulas di bibirnya. Semakin perempuan itu mendekat maka semakin kencang pula jantung Lukas berdetak sampai membuatnya sedikit terengah menahan gugup. Siapa gadis kecil ini. Cantik sekali. “Silahkan tuan.” Suara lembut itu berhasil menyentak Lukas dari lamunan. Sementara Arabella yang hendak mempersilahkan Lukas untuk menikmati makanannya malah tidak sengaja membuat pandangan mereka bertemu. Mata hijau hazel milik Arabella beradu dengan mata coklat Lukas. Keduanya saling memandang, saling memaku tatapan sampai tidak menyadari ekspresi Jonathan yang kebingungan menatap mereka. Lukas menyapukan matanya ke seluruh wajah Arabella dan hatinya langsung dibanjiri kehangatan. Jarak mereka yang cukup dekat mau tak mau membuat keadaan yang melanda keduanya cukup intim. Seolah tersadar Arabella langsung menarik punggungnya membuat ekspresi Lukas seketika dilumuri kecewa. “Ma-maaf. Saya... tidak bermaksud kurang ajar tuan.” Ujarnya gugup, mengutuk kelancangannya yang malah terlihat menikmati apa yang baru saja dilakukannya. Semakin kebingungan, Jonathan menatap Arabella dan Lukas dengan kening berkerut. Ada senyum misterius yang terlihat di mata Jonathan ketika menemukan Lukas yang tampak terpesona akan kecantikan Arabella. Lukas mengerjap, lalu menatap Arabella dengan lebih intens dari sebelumnya. “Tidak masalah  karena kau cantik. Lain kali kau boleh lebih dari sekedar menatapku. Selalu ada pengecualian untuk wanita cantik.” Ucap Lukas dengan menggoda, nadanya terdengar indah yang nakal, lalu menyambung dengan memberi Arabella senyum penuh arti. “Dan aku sangat menyukai gadis cantik sepertimu.”        Hai... Ini karya orisinal aku yang hanya exclusive ada di Innovel/Dreame/aplikasi sejenis di bawah naungan STARY PTE. Kalau kalian membaca dalam bentuk PDF/foto atau di platform lain, maka bisa dipastikan cerita ini sudah DISEBARLUASKAN secara TIDAK BERTANGGUNGJAWAB. Dengan kata lain, kalian membaca cerita hasil curian. Perlu kalian ketahui, cara tersebut tidak PERNAH SAYA IKHLASKAN baik di dunia atau akhirat. Karena dari cerita ini, ada penghasilan saya yang kalian curi. Kalau kalian membaca cerita dari hasil curian, bukan kah sama saja mencuri penghasilan saya? Dan bagi yang menyebarluaskan cerita ini, uang yang kalian peroleh TIDAK AKAN BERKAH. Tidak akan pernah aku ikhlaskan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD