When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Hm?" Paul mengerjap-erjapkan kelopak matanya, menstabilkan pernapasannya dan menenangkan jantungnya yang berdegup-degup kencang. Paul terheran-heran, menemukan dirinya sedang terbaring di sebuah ranjang empuk yang sangat mewah, selimut yang menutupi permukaan badannya, sangat tebal dan hangat. Paul juga memandangi interior ruangan yang begitu indah, terdapat jendela berbentuk oval di samping ranjang, yang dilengkapi dengan sebuah pot berisi tumbuhan kaktus berukuran mungil. "Di mana ini?" Paul kebingungan, ia tidak mengerti mengapa dirinya bisa berada di tempat semewah ini. Sebab Paul tidak ingat kalau ia punya kenalan atau pun rekan karib yang kaya raya. Paul menggerakkan lengannya, menyingkap selimut tebal yang menutupi badannya, dan ia terkejut. Karena ternyata kondisi bad