When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Dia sudah tidak bisa diselamatkan lagi," ucap seorang dokter wanita, menjelaskan kondisi Abbas pada Paul dan Isabella di ruangan khusus pasien. Abbas terpejam di atas ranjang yang disediakan di ruangan ini. Isabella dan Paul terbelalak saat mendengar ucapan sang dokter. "Racunnya telah menggerogoti seluruh tubuh lelaki muda ini, dia sudah tidak bisa tertolong. Jantungnya pun sudah berhenti berdetak." "I-Itu tidak mungkin! Jangan berkata seolah-olah dia sudah mati! Itu tidak mungkin! Periksa sekali lagi! Aku yakin dia masih hidup! Dia belum mati! Aku yakin itu!" Paul tidak mau menerima pernyataan dari dokter itu dengan mudah, pasti ada kesalahan. Pasti ada kekeliruan. Pasti ada kejanggalan. Orang seperti Abbas, tidak mungkin mati semudah itu. Paul percaya seratus persen pada