When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
CRAT! Tiba-tiba saja, Dahlia--si gadis gemuk--ambruk dari posisi berjalannya, membuat Sarah dan Annisa terkaget. "YA TUHAN! Dahlia! Dahlia! Hey! Dahlia!" Panik, Sarah--si gadis bertubuh seksi--langsung membungkuk dan menggoyang-goyangkan badan Dahlia yang tengah tergeletak lemas di tanah. "Astaga! Ada gunting yang menancap di punggungnya! Lukanya membuat darahnya mengalir dengan deras! Ya Tuhan!" Annisa--si gadis berkaca mata--terbelalak melihat salah satu sahabatnya tumbang ke tanah, tapi dia mencoba untuk bersikap lebih tenang dibandingkan dengan Sarah. Sadar pada hal itu, Annisa langsung membalikkan badannya, menoleh pada sosok yang sedang berdiri di belakangnya sambil menyeringai. "Ini pasti ulahmu, kan?" gertak Annisa dengan nada yang menindas. Lizzie, yang tampak senang karena