When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mentari bersinar terang, naik tepat ke atas ubun-ubun kepala manusia, yang menandakan waktu sudah tengah hari. Suara desiran ombak yang berkeluk-keluk menabrak batu karang serta menyapu tepian pantai, Burung-burung laut yang beterbangan di cakrawala melintasi lautan luas, mercusuar yang berdiri kokoh di atas tebing, kapal-kapal besar yang bergerak di permukaan laut, para nelayan yang bergerombol menaiki perahu-perahu kecil, dan keramaian penduduk yang berlalu-lalang di pusat kota, turut menghiasi keindahan Kota Barasta. Banyak hal yang Paul dapatkan di sini, dan itu akan menjadi pengalaman yang berharga. “Hah... melelahkan,” Kini, Paul bersama Isabella, Abbas, Lizzie, dan Rara sedang duduk berjejer di atas dermaga, memandangi lautan biru yang membentang luas di depan mereka.