When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ketika Paul, Naomi, dan Melody berbincang-bincang ringan, membahas sesuatu yang tidak begitu penting, terdengar suara ketukan di pintu kamar bagian dalam, membuat tiga remaja yang tadinya tengah bercakap, jadi hening dalam seketika. "Orang tuamu?" tanya Paul sembari menghela napasnya. Karena ketukan pintunya berasal dari pintu yang mengarah ke ruangan lain, bukan dari pintu yang menuju balkon, membuat Paul mengira kalau yang mengetuk adalah orang tuanya Melody. Itulah mengapa Paul mencoba bersikap santai, ia menganggap mungkin sudah saatnya dia memperkenalkan diri pada ayah dan ibunya Melody, apalagi di sini cuma dirinya yang seorang laki-laki. Sebab siapa pun bakal beranggapan negatif ketika kamar milik seorang gadis perawan dimasuki oleh laki-laki liar seperti Paul, itu dapat memicu