When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ini membosankan." Jeddy berdiri sendirian di tengah-tengah lapangan yang dipenuhi mayat para gladiator, suara tepuk tangan dari ribuan penonton kembali bergemuruh, memeriahkan seisi arena besar itu, semua orang tampak terkagum-kagum padanya. Sedangkan Jeddy, merasa bosan dengan semua ini. Karena itulah, matanya bergeser ke arah podium, memandangi Paul, Nico, dan Koko yang sedang bercakap-cakap dengan sosok yang diduga Victor Osvaldo. Di sana pun ada beberapa pria besar yang berdiri, sepertinya mereka hanyalah para pengawal militer anak presiden. "Kelihatannya mereka sedang bertengkar dengan Victor, tapi tunggu dulu!" Jeddy memicingkan matanya lebih teliti, untuk melihat pergerakan mencurigakan dari beberapa orang di sana. Ah, ketemu! Ada salah satu dari pria-pria militer itu yang kel