When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
BRAK! Paul, Jeddy, dan Colin terkejut saat mendengar suara gebrakan pintu, setelah punggung mereka didorong oleh seseorang untuk masuk ke dalam ruangan Cherry. Sontak, mereka bertiga menolehkan pandangannya ke pintu. "Pe-Perawat itu!" Muka Colin langsung panik melihat pintu sudah terkunci rapat. "Di-Dia mengunci pintunya!" kemudian, dengan mulut yang bergetar, Colin mencengkram lengan kanan Paul, dia tampak sangat ketakutan. "Bagaimana ini! Paul!? Aku tidak mau--" "Jangan menyentuhku! b******k!" Paul langsung menepis tangan Colin yang mencengkram lengan kanannya, lalu dia menatap lelaki berambut biru itu dengan bengis. "Bersikap ketakutan seperti pecundang, dan kau masih mau menyebut dirimu sebagai lelaki, hah!?" "Ta-Tapi!" Colin mendelik ke arah Cherry, kemudian menatap lagi ke wajah