Ch-3 Salah Sasaran

983 Words
"Lepaskan aku!" Lusiana berteriak sambil meronta-ronta. Tubuhnya berada dalam dekapan pria tak dikenalnya itu. Pria itu semakin tidak peduli, bahkan tindakannya semakin kasar mencumbui gadis di depannya itu. Lusiana menjerit mencoba menghalaunya agar menjauh. Begitu buasnya dia melumat bibirnya, meremas-remas pahanya melalui belahan gaunnya. "Akh! Pria gila kurang ajar! Lepaskan aku! Akkkhhh... Hei jangan sentuh itu!" Teriaknya lagi, semakin histeris karena pria itu menelusupkan jemarinya ke dalam celana dalam miliknya. Dalam waktu dua puluh menit pria tak dikenalnya itu terus mengaduk-aduk area sensitifnya, awalnya Lusiana bisa memukulinya. Tapi kini miliknya satu-satunya itu telah basah penuh dengan lendir. Bahkan berbunyi berdecak-decak akibat kocokan jemari pria asing itu. Lusiana menggila meremas-remas punggung pria itu. Kepalanya mendongak ke atas merasakan ciuman lembut bibir pria itu di atas ujung bola d**a kenyalnya. Lusiana terus mendesah-ndesah sambil menggigit bibir bawahnya. Dia menatap wajah pria di depannya dengan tatapan pasrah. Pria itu mengendorkan dasinya, dia sudah tidak sabar untuk mencumbuinya. Lusiana sudah tidak bisa menguasai dirinya, hasratnya semakin memuncak karena kehangatan yang sudah lama tidak dia rasakan kini tiba-tiba menggebrak pertahanan dirinya. Pria itu kini mendorong tubuhnya ke dinding seraya mengangkat satu kakinya, memulai menerobos ke area terlarang yang sudah basah membanjiri pangkal pahanya. Lusiana sangat menikmati permainan pria itu, bahkan dia tidak menolaknya ketika pria itu mengangkat gaunnya sampai ke atas pinggangnya. Lusiana membalas pagutan bibirnya tak kalah panas, dia benar-benar mengeluarkan seluruh hasratnya untuk berhubungan intim dengan pria asing tersebut. Apa boleh buat, terlanjur basah! Kenapa tidak mandi sekali!? Permainan pertamanya berhasil membuat dirinya meraih klimaks, Lusiana menjerit kecil, tapi segera ditutup dengan pagutan lembut bibir pria itu. Kini wanita itu menundukkan badannya di depan westafel, dia meremas tepi westafel. Sedang pria itu memulai permainannya dari belakang tubuhnya. Sambil meremas-remas gundukan kenyal milik Lusiana. Dua nafas beradu, terengah-engah di dalam ruangan itu. Selama dua puluh menit pria itu kemudian mengakhiri permainannya dengan Lusiana. Dia masih memeluk Lusiana, kini Lusiana sudah berdiri di depan cermin. Pria asing itu berdiri di belakang punggungnya sibuk menciumi pipinya tanpa henti. Jemari tangannya masih mengusap area terlarang di antara kedua kaki milik wanita itu, Aldo tidak ingin permainan mereka berdua segera berakhir. Pria tersebut memutuskan untuk tetap tinggal di area terlarang milik Lusiana. Aldo terlihat sangat puas dan sepertinya dia masih menggila karena tidak mau melepaskan pelukan pada pinggangnya. "Aku menyukaimu, aku akan membayarmu sangat mahal untuk pelayanan malam ini Lina.. cup! Mmmhhh!" Mengecup pipinya sambil mendesah merasakan hangatnya sesuatu di dalam sana, membuat Lusiana menggigit bibirnya sendiri. "Siapa nama Anda?" Lusiana memberanikan dirinya untuk bertanya padanya. Lusiana bahkan kini sengaja mengangkat sebelah kakinya, agar pria itu lebih leluasa melakukannya. Lusiana sendiri telah kembali memanas akibat setiap sentuhan lembut jemari tangan pria itu. "Aldo Saputra.." Bisiknya pada telinga wanita itu. Kemudian dia mengangkat tubuhnya naik ke atas westafel, Lusiana tahu apa yang pria itu inginkan. Dia segera membuka kakinya lebar-lebar dengan tubuh sedikit condong ke belakang. Melihat itu Aldo Saputra langsung menyerbu, memagut, melumatnya dengan kasar. Lusiana meremas-remas gundukan kenyalnya sendiri, merasakan kenikmatan yang luar biasa itu. "Aldooo.. lagi.." Lusiana merajuk memintanya untuk segera melakukan hubungan intim untuk kedua kalinya. Aldo sengaja berlama-lama melumatnya, membuat Lusiana memukuli punggungnya. Pria itu merasa sangat senang bisa membuatnya merajuk-rajuk, memohon kepada dirinya. "Aku tidak tahan lagi.. ayolahhh.. hmmmm... Hhhaaahhh.." Lusiana mengerang saat tiba pada puncaknya, semuanya tumpah pada bibir Aldo Saputra. Pria itu menyesapnya tanpa rasa jijik sama sekali. Setelah itu dia kembali memulai permainannya. Seolah enggan mengakhirinya. Aldo semakin gencar memainkan aksinya, mulai berpacu dengan kecepatan tinggi. Tubuh Lusiana terguncang-guncang akibat permainan gilanya. Wanita itu benar-benar merasa seperti terbang ke awang-awang dibuatnya. Aldo benar-benar membuatnya sangat puas. Selama tiga puluh menit permainan mereka berdua usai. Lusiana merasakan sedikit panas pada area k*********a. Tapi dia bisa menahannya, dan turun dari atas westafel. Lusiana kembali merapikan bajunya dan membetulkan make up pada wajahnya, begitu halnya dengan Aldo Saputra. Setelah selesai Aldo meletakkan cek senilai lima ratus juta ke dalam belahan dadanya Lusiana. "Aku ingin lagi! Tapi tidak sekarang, nanti aku hubungi. Awas jika tidak mengangkat ponselmu lagi!" Ujar pria itu lalu melangkah keluar dari dalam toilet. Wanita itu hanya bisa terbengong melompong. Sambil mencermati cek senilai lima ratus juta tersebut. "Apa dia pikir aku wanita panggilan??!" Gumam Lusiana pada diri sendiri. Wanita itu segera memasukkan cek tersebut ke dalam tasnya lalu keluar dari dalam ruangan itu. Saat tiba di acara kembali, dia melihat Jaya sedang sibuk berbicara dengan beberapa temannya. Lusiana memilih berdiri mengambil segelas minuman, dia merasa sangat haus sekali setelah berjam-jam bermain. Dia melihat Aldo duduk di kursi, sama seperti sebelumnya. Pria itu melemparkan senyum penuh kepuasan sambil menatap ke arahnya. "Dasar pria mes-um itu!" Gerutu Lusiana lagi. Batinnya ingin sekali mencak-mencak padanya. Tapi di tempat penuh para penulis itu, dia hanya bisa tersenyum manis. Mengubur dalam-dalam amarah di dalam hatinya. Pikirnya lagi, toh dia sendiri juga sangat puas dengan permainan pria itu. Wajahnya juga sangat tampan karena terlihat jauh lebih muda darinya. Tubuhnya begitu atletis dan energik, tidak mengecewakan sama sekali. "Apakah aku sudah tidak waras! Kenapa malah mengaguminya! Sadarlah Lusi! Sadar!" Jerit hatinya lagi. Beberapa menit kemudian ada seorang wanita muda menghampiri pria bernama Aldo tersebut. Dia terlihat sangat cantik dan seksi. "Tuan, maaf saya terlambat tadi. Jalanan macet," ujarnya seraya memainkan jemarinya pada dasinya. Aldo mengerjapkan matanya berkali-kali, sambil memijit pelipisnya menahan nyeri. "Kamu siapa?" Tanyanya kemudian sambil mencekal erat pergelangan tangan wanita tersebut. "Saya Lina Marlina, tuan Aldo yang telah menelepon ke mami agar saya datang kemari kan?" Tanyanya kembali memastikan kebenaran perjanjian mereka. "Astaga! Jika ini Lina, lalu dia siapa??!" Aldo Saputra melihat ke arah Lusiana, kini wanita itu yang membuang muka ke arah lain. Dia merasa sangat malu setengah mati. "Ah tapi saya sudah tidak ingin melakukannya, lain kali saja. Ah! Jangan khawatir aku akan mengganti kerugian hari ini." Berusaha tersenyum sambil mengeluarkan cek dari dalam dompetnya, lalu menyerahkan kepada gadis bernama Lina Marlina itu. Lusiana menahan tawanya, sambil menyumbat bibirnya dengan kue yang terhidang di atas meja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD