Raga kesal bukan main setelah mendengar penjelasan secara langsung dari Kalula mengenai Alfonso. Dia benar-benar tidak menyangka kalau ternyata dirinya dimanfaatkan oleh Alfonso. Raga hanya bisa merapatkan kedua matanya sambil menghembuskan nafas kasar. Kalau saja Kalula tidak menahan emosinya, Raga pasti sudah hilang sabar. “Saya pamit dulu!” Ucap Raga, lalu bangkit dari kursi. “Tunggu dulu!” Kalula menahan cepat kepergian Raga sejenak. “Jangan bertindak gegabah. Saya berani bicara seperti ini bukan untuk membuat kamu nekat melawan pria itu, melainkan saya ingin kamu membalaskan perbuatan Alfonso dengan cara yang halus.” “Cara halus seperti apa maksud kamu?” “Buat perasaannya menderita, serang psikisnya bukan fisiknya.” Raga langsung mencerna perkataan Kalula. Dia memikirkan a